Child’s Play: Teror Boneka Chucky yang Lebih Segar

Child's Play
Sumber :
  • Instagram/Child's Play

VIVA – Bagi para penikmat film bergenre horor sekaligus thriller sepertinya film berjudul Child’s Play cocok dimasukan ke dalam daftar film yang akan ditonton saat akhir pekan nanti. 

Dilihat dari judulnya, Child’s Play memang sudah terdengar tak asing lagi. Film yang mengambil tema boneka pembunuh bernama Chucky ini memang seringkali dibuat ulang dengan berbagai judul dan latar belakang kisah yang berbeda-beda. 

Untuk film Child’s Play 2019 ini, kisah diawali dengan seorang ibu muda bernama Karen (Aubrey Plaza) yang memberikan hadiah ulang tahun sebuah boneka bernama Buddi untuk putra kesayangannya bernama Andy (Gabriel Bateman). Di sini, boneka Buddi dikenal sebagai mainan berteknologi tinggi yang berguna sekaligus disukai banyak orang. 

Namun sayang, boneka yang diberikan Karen ternyata bukan boneka baru. Melainkan boneka yang sistemnya sudah rusak parah. Alhasil, bukannya berguna dan dapat diandalkan, tetapi boneka Buddi ini justru membuat beberapa teror yang sadis sekaligus menyeramkan. 

Satu per satu makhluk hidup yang berhubungan dengan Andy ikut diteror, bahkan hingga meregang nyawa. Lantas bagaimana Andy menghentikan teror sadis itu? Child’s Play bakal tayang serentak di beberapa bioskop Tanah Air dalam bulan Juli ini, tetapi untuk tanggalnya belum diketahui pasti. 

Alur cerita Child’s Play ini terlihat lebih sederhana dan juga segar karena terkait erat dengan gaya hidup masa kini. Tak hanya itu, beberapa adegan sadis yang disuguhkan tidak terlalu mengerikan, karena menggabungkan unsur komedi di dalamnya. 

Jika di film-film sebelumnya, Chucky ditemukan secara misterius dan sifat dendam hingga memiliki hasrat untuk membunuh karena dimasuki oleh ruh halus, kali ini berbeda. Pada film Child’s Play 2019, asal mula Chucky diciptakan pun dijelaskan dari awal film. Bahkan penjelasan soal Chucky bisa berperilaku pendendam sekaligus pembunuh sadis juga dijelaskan secara rinci, sehingga terasa lebih masuk akal, dibanding film-film sebelumnya.

Namun sayang, karena cerita dibuat terlalu sederhana, film ini nampak mudah ditebak. Memang, masih ada beberapa kekurangan yang terasa. Namun, hal itu tidak terlalu berarti karena sudah terbius oleh narasi yang dibangun Lars Klevberg dan Don Mancini sebagai penulis cerita. (zho)