Cerita di Balik Aksi 'Shoey' Pembalap F1 dan MotoGP

Pembalap MotoGP, Valentino Rossi, melakukan aksi shoey di GP San Marino.
Sumber :
  • MotoGP.com

VIVA.co.id -  Beragam selebrasi menarik dilakukan para pembalap Formula (F1) dan MotoGP bila meraih podium kemenangan dalam suatu balapan. Kini, selebrasi ‘Shoey’ kini seolah menjadi tren di dunia balap.

Shoey adalah selebrasi dengan meminum sampanye yang biasanya diberikan di atas podium, dan diminum melalui sepatu si pembalap. Di ajang MotoGP, pembalap asal Australia, Jack Miller, melakukannya saat memenangi balapan MotoGP Belanda di musim ini.

Kemudian, Valentino Rossi melakukan hal serupa usai meraih posisi dua pada balapan GP San Marino beberapa waktu lalu. Sedangkan di ajang F1, ada Daniel Ricciardo dari tim Red Bull yang melakukan aksi Shoey.

Ricciardo coba menceritakan asal-usul dari aksi Shoey tersebut. Pembalap berusia 27 tahun ini menjelaskan bila tradisi ini memang berasal dari negaranya, Australia, dan bukan dia yang memulai hal tersebut.

“Bukan saya yang memulainya. Well, memang saya yang memulainya di F1, tapi di seluruh dunia bukan saya yang memulainya. Tradisi ini awalnya berasal dari orang-orang Madhui. Mereka peselancar dan pencari ikan. Saat berkeliling dunia, mereka sering minum bir dengan sepatu mereka,” kata Ricciardo dilansir Crash.

“Hal itu pun diikuti banyak orang di seluruh dunia. Mungkin cerita ini terbilang lucu setelah saya dan Jack Miller tahu kisah ini dari beberapa orang Madhui. Jadi ketika dia menang di Assen, saya sudah mengira dia akan melakukannya dan ternyata benar dia lakukan,” lanjutnya.

Ricciardo mengatakan bila dia akan melakukan tradisi Shoey ini bila berhasil meraih podium. Terlepas dari itu, dia mengaku senang banyak atlet yang mulai mengikuti selebrasi yang terlihat cukup aneh dan menjijikan tersebut.

“Saya akan menjaga tradisi Australia semacam ini dan sekarang Valentino juga ikut melakukannya. Saya melihat Instagram-nya kemarin dan dia bilang: ‘Semua orang menyukai Shoey' dan dia juga bilang: ‘Rasanya nikmat’. Saya pikir tradisi ini hanya untuk bersenang-senang dan sekarang semua orang menyukainya,” ujarnya.