Firasat Buruk Atlet Paralayang yang Tewas Tertimbun di Hotel Roa Roa

Ardi Kurniawan semasa hidup.
Sumber :
  • Repro Facebook

VIVA – Ardi Kurniawan, atlet paralayang asal Kota Batu, Jawa Timur, akhirnya bisa ditemukan setelah sempat dikabarkan hilang dalam bencana alam gempa besar dan tsunami yang melanda Kota Palu, Sulawesi Tengah.

Ardi ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di bawah puing-puing bangunan Hotel Roa Roa, yang roboh saat terjadi gempa berkekuatan 7,7 SR itu.

Di balik kabar duka itu, ternyata ada cerita lain. Ardi berpeluang besar menjadi juara di nomor beregu dan individu dalam Indonesia Open Paragliding Palu Nomoni di Arena Paralayang Nomoni Pegunungan Salena di Palu, Sulawesi Tengah.

Hal itu diungkapkan Rika Wijayanti, rekan Ardi. Rika sebenarnya mengikuti kejuaraan yang sama.

Namun, karena mendapat medali perak dan perunggu Asian Games, ia urung mengikutinya. Ia harus mengikuti tes CPNS di Kantor Kemenpora di Jakarta.

"Dia seharusnya dapat juara karena di hari keempat mendapat nilai tertinggi yang tidak mungkin dikejar atlet lain. Peluang juara itu sangat besar, karena Sabtu itu penutupan," kata Rika, Selasa, 2 Oktober 2018.

Musibah gempa dan tsunami terjadi pada Jumat petang, 28 September 2018. Saat itu, Ardi bersama seluruh rekan atlet sudah berada di hotel usai menyelesaikan perlombaan pada Jumat. Nahas, musibah terjadi dan Ardi ditemukan meninggal dunia dalam reruntuhan.

"Saya dan Jafro (peraih emas Asian Games) seharusnya ikut. Kami sudah daftar tapi tidak berangkat ke Palu. Saya dapat kabar duka ini dari televisi," ujar Rika.

Rika tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya mendapat kabar Ardi ditemukan tidak bernyawa. Kisah yang lebih mengiris hati, sebenarnya sudah ada firasat buruk yang diterima Ardi sebelum menjadi korban bencana gempa Palu.

Sebelumnya, di hari-hari terakhir jelang keberangkatan ke Palu, Ardi sempat mengurungkan niatnya untuk ikut dalam kejuaraan itu. Padahal, sebelumnya, Ardi sangat ingin ikut terbang di langit Palu.

Ardi mengurungkan niatnya karena keluarganya tak memberi izin. Sebab, saat itu, putra sulungnya sedang sakit.

"Bilangnya tidak berangkat tapi berangkat karena anaknya sakit, dia bilang sendiri ke saya. Saya sangat sedih. Dia mentor saya yang selalu memberi semangat saya bahkan saat Asian Games dia ikut mengawal saya dan Jafro," tutur Rika.

Selain itu, Ardi merupakan atlet paralayang senior yang telah memiliki segudang prestasi di dunia paragliding. Ia pernah meraih medali emas SEA Games 2011, juga meraih medali emas PON 2016 di Jawa Barat.

"Di SEA Games 2011 dia dapat emas, PON 2016 dia dapat emas. Belum kejuaraan nasional dan internasional. Pesan yang selalu saya ingat, dia ingin saya tidak cepat puas dengan apa yang kita dapat," kata Rika.

Kini suasana duka menyelimuti rumah duka Ardi di Jalan Trunojoyo gang 4, Songgokerto, Kota Batu. Beberapa kerabat dan warga sekitar bersiap untuk menerima kedatangan jenazah Ardi.

Tenda sudah dipasang di depan rumah duka. Beberapa pelayat juga bahkan sudah terlihat berbela sungkawa ke rumah duka. (one)