Adu Jotos Antar Jemaah Masjid Al Muttaqun Kediri, 3 Orang Luka

Warga dan Ahli Waris Bertikai Gegara Berebut Jadi Imam Salat Magrib
Sumber :
  • Instagram: @fakta.beriita

Kediri – Kericuhan terjadi di Masjid al Muttaqun, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim) Rabu, 13 Desember 2023.

Dilihat melalui unggahan video akun Instagram @fakta.beriita, keributan tersebut melibatkan sejumlah jemaah masjid yang terpecah jadi dua kelompok.

Dalam keterangan unggahan dijelaskan bahwa, keributan dipicu adanya masalah internal antara warga dengan ahli waris masjid wakaf tersebut. Dikabarkan keributan ini menyebabkan 3 orang jemaah yang terlibat adu jotos mengalami luka.

Informasi dihimpun VIVA Minggu, 17 Desember 2023, keributan antar jemaah masjid itu bermula ketika ahli waris bersama kelompoknya memaksa untuk jadi imam salat Magrib.

Warga setempat tidak terima, pasalnya malam itu jadwal untuk mengimami salat Magrib adalah jatah untuk warga. Seorang warga bernama Mashuri yang berusaha melerai keributan itu justru mendapat penganiayaan.

"Saat itu saya melihat ada jemaah yang dianiaya oleh pihak ahli waris. Saya berusaha melerai justru saya dianiaya beberapa orang yang gak saya kenal (bukan warga Kelurahan Manisrenggo),” kata Mashuri kepada wartawan Jumat, 15 Desember 2023.

Adapun Lukman, perwakilan ahli waris juga mengaku jadi korban penganiayaan. Saat itu ia hendak mengimami slaat Magrib, tiba-tiba ia ditarik dari belakang hingga terjatuh dan dibawa ke luar masjid.

“Saat di luar masjid saya terjatuh, saya menduga ada yang menjegal kemudian saya ditendang di dada dan punggung,” kata Lukman.

Sekretaris Takmir Masjid Al Muttaqun, Saifuddin mengatakan bahwa warga setempat sebetulnya tidak ingin terjadi keributan dengan pihak ahli waris dan selalu mengupayakan untuk berdamai, namun usaha tersbeut kerap nemenui kebuntuan.

Adu jotos di dalam masjid gegara berebut menjadi imam salat.

Photo :
  • X/Report.id

“Masyarakat itu ingin kita sama-sama lah. Tapi kalau perdamaian itu bentuknya seolah yang menguasai seluruhnya dari pihak sana, kita tidak termima,” ujar Saifuddin.

“Yang wakaf masjid ini juga lebih dari satu dan yang bangun 100 persen itu warga masyarakat,” sambungnya.

Sebagai informasi, sengketa antara warga dan ahli waris ini bermula saat pengurus masjid meninggal. Ahli waris mengklaim pihaknya harus jadi pengurus, adapun warga menyerahkan persoalan ini ke Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Disebutkan, pihak BWI Kota Kediri masih belum mengambil keputusan siapa yang berhak menjadi pengurus masjid tersebut, sehingga menimbulkan konflik.