Jejak Seorang Anak Asongan Meraih Sukses

Tri Handono alias Johny yang telah berhasil meraih sukses.
Sumber :

VIVA.co.id – Hidup berkecukupan bukan berarti bersenang-senang dengan kecukupan tersebut. Itulah yang dirasakan anak asongan yang mempunyai nama lengkap Tri Handono. Bapaknya adalah seorang kopral marinir Republik Indonesia yang pernah berjuang merebut Pulau Timor Timur. Sang ibu hanya berjualan sebagai tukang sayur.

Anak yang akrab dengan nama panggilan John atau Johny ini senang sekali mencari uang untuk kebutuhan hidupnya dan keluarga. Dari mulai menjual koran di umur 8 tahun, sampai berdagang asongan saat beranjak SMP dan berumur 13 tahun.

John anak ketiga dari 6 bersaudara. Kakak pertama John yang bernama Agus, tidak boleh bekerja oleh sang ayah karena harus fokus sekolah. Agar dapat pekerjaan yang layak dan dapat menghidupi keluarga. Anak laki-laki hanyalah John dan kakak pertamanya. Sedang sisanya adalah perempuan yang harus membantu sang ibu di rumah. Maka dari itu, kebutuhan keluarga lebih dibebankan kepada John yang diam-diam bekerja.

Anak yang tinggal di daerah Pisangan, Ragunan, Jakarta ini sempat menjadi pahlawan saat sang ayah tidak ada di rumah. Tepatnya ketika tahun 1983, terjadi ledakan dahsyat di gudang peluru marinir. Ledakan terjadi karena gesekan panas di dalam gudang peluru tersebut. Seperti layaknya petasan, langit-langit seperti hujan peluru dan dapat meledak ketika jatuh ke tanah.

John berhasil menyelamatkan keluarganya tersebut dengan menyembunyikan keluarganya di dalam rumah. Dan dia bersama sang kakak pertama berjaga di depan rumah sambil menyingkirkan peluru yang menuju rumahnya. Meskipun rumah rusak sedikit, namun keluarga mereka tetap aman meskipun terjangkit penyakit batuk dan asma akibat asap yang ditimbulkan.

Anak asongan ini ternyata sangat populer di masa sekolahnya. Dia tidak malu dengan status, baik dirinya maupun keluarganya. Saat duduk di bangku SMP 218 Jati Padang, John selalu membuka dirinya terhadap teman, guru, serta pekerja sekolah lainnya. Sering sekali uang yang John peroleh dari hasil kerja kerasnya sendiri yang tidak pernah meminta ke orangtuanya itu tetap dalam kondisi yang utuh. Hal tersebut dikarenakan John sering sekali diajak makan gratis oleh teman-temannya karena telah membantu mereka dalam pelajaran. Sebab John adalah murid yang pintar dan berprestasi di sekolahnya.

Beranjak SMA, anak asongan yang memiliki kulit hitam dan kurus ini mulai terlihat kenakalannya seperti anak remaja lain. Saat duduk di SMA 38 Jakarta, ia memiliki motor yang pada zaman itu sudah sangat keren di kalangan remaja. Dia sering sekali jalan sama cewek-cewek, sampai di cap John Playboy. Namun tidak ada yang kesal dan marah, sebab John terbuka dan mempunyai karisma yang baik saat diajak mengobrol.

Anak asongan yang sering sekali dimintai tolong mengoreksi tugas teman-temannya oleh sang guru saat SMP, kini nilainya telah merosot. Terutama saat ia mulai mempunyai motor. John juga pernah dipukul oleh sang ayah memakai sapu ijuk sampai gagang sapu tersebut patah. Dikarenakan ia telah melanggar peringatan dari sang ayah yaitu, “Boleh main tapi jangan pulang malam-malam”. Tapi ia terlena saat asyik menonton layar tancap, sampai akhirnya ketiduran di bawah pohon pisang dan berakhir pulang saat pagi hari.