Mengapa Kita Kecanduan Uang?

Ilustrasi kecanduan uang
Sumber :
  • vstory

VIVA - Banyak orang berpikir, uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh duit. Kalau disurvei, 100 orang ditawari uang Rp100 ribu atau air, dia pilih uang. Jika 100 orang disurvei ditawari uang Rp100 ribu atau sejuta, dia pilih sejuta.

Kesimpulan, setiap orang doyan uang. Benarkah?

Survei membuktikan penyakit kecanduan uang sulit dilawan. Sampai mati pun ditawari pilihan peti yang murah atau mahal, dipilih kalau bisa yang mahal.

Apakah benar penyakit kecanduan uang tidak bisa disembuhkan? Mungkin 99% ya, benar.

Nah, ada 1% yang mampu menggerakkan uang, mengendalikan uang, memprediksi uang. Ya, betul. Yaitu, asumsi bila semua orang butuh duit, doyan duit, berarti perilaku ini bisa dikendalikan oleh orang-orang yang tidak butuh duwit.

1. Pada kondisi berlimpah, pertanyaan pertama adalah "untuk apa duit ?"
2. Setelahnya paham, bahwa caranya menumpuk kekayaan adalah tidak pakai duit. Slogan konglomerat adalah, "bila dengkul mu tidak bisa menghasilkan duit, bagaimana caranya dengkul dia jadi Rp60 trilun? "
3. Setelahnya Anda paham, lakukan do something

Untuk itu, survei diperbaharui, alih-alih orang hanya ditawari duit atau air, survei membuktikan bahwa pada saat orang diberikan segala makanan, seks, kebebasan, pakaian, shopping bebas, setelah 10 tahun dia tidak akan memilih uang daripada air. Buktikan. (Goenardjoadi Goenawan MM, Direktur Utama Brand Expert)

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.