Wisata Sejarah ke Gedung Perundingan Linggarjati

Gedung perundingan Linggarjati.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan bukan melulu dilalui desingan peluru, perang gerilya dan angkat senjata. Ada fakta, bahwa perjuangan melalui senjata adalah keniscayaan, namun jangan pula lupa bahwa bangsa Indonesia kerap berjuang di jalur diplomasi. 

Pahlawan yang berjuang dengan senjata adalah orang-orang pemberani yang mau berkorban jiwa raga, dan pahlawan yang berjuang melalui diplomasi adalah anak bangsa yang gigih untuk menegakkan kemerdekaan. Semuanya sama-sama hebat dan layak dengan anugerah pahlawan bangsa.

Kabupaten Kuningan memiliki tempat bersejarah yakni Gedung Perundingan Linggarjati, sebuah bangunan yang berada di kaki gunung Ciremai. Ini tentu menjadi saksi bisu perundingan antara delegasi Indonesia yang dipimpin Sutan Syahrir dan delegasi Belanda dipimpin oleh Prof.Mr Shermerhorn, sedangkan diplomat asal Inggris yakni Lord Killearn ditunjuk sebagai mediator perundingan.

Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 10-15 November 1946. Saat ini Gedung Perundingan Linggarjati menjadi objek wisata penting di kabupaten Kuningan, jejak sejarah diplomasi bangsa ini bisa dilihat di sini, bangunan utama gedung terletak di ruang tengah, ada meja dan kursi yang saling berhadapan. Selain itu, terdapat kamar kamar para delegasi, lengkap dengan dipan dan juga lemari bergaya klasik warna cokelat yang mengingatkan kita ke era 40an.

Untuk tiket masuk ke Gedung Perundingan Linggarjati relatif terjangkau lho, hanya tiga ribu rupiah saja. Dengan harga tersebut kita bisa mendapatkan pengalaman berharga tentang perjuangan diplomasi bangsa yang kita cintai ini.
Untuk menuju ke Gedung Perundingan bisa dari arah kota Cirebon dan naik angkutan jenis elf, lalu minta turun di pasar Cilimus, disambung lagi dengan naik angkutan Cilimus-Linggarjati dan turun tepat di gerbang gedung.

Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.