Menteri Basuki Setop Proyek Jalan Layang Se-Indonesia

Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, meninjau proyek jalan Tol Brebes-Batang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menghentikan semua pengerjaan proyek infrastruktur jalan elevated atau melayang di seluruh Indonesia. Proses audit keselamatan kerja dan desain akan dilakukan menyusul ambruknya tol Becakayu,di Jakarta Timur.

Mobil Terbakar di Tol Becakayu, Asap Seperti Tersenyum Jadi Sorotan Warganet

“Semua proyek di atas tanah yang membutuhkan pekerjaan berat mulai hari ini kami hentikan. Baik itu pembangunan tol trans Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua dihentikan,” jelas dia usai menerima penghargaan ‘Prof Herman Johanes’ di UGM Yogyakarta, Selasa 20 Februari 2018.

Alumni UGM itu juga menjelaskan tidak hanya proyek jalan, proyek jembatan panjang juga dihentikan, khusus pengerjaan jembatan di Papua yang tahun di ditargetkan selesai.

Berkas Perkara Pembunuhan di Kolong Tol Becakayu Diserahkan ke Kejari Jakpus

Penghentian ini menurut Basukii untuk mengaudit desain konstruksi serta sistem keselamatan kerja yang dilakukan oleh Tim Komite Keselamatan Konstruksi dari Kementerian PUPR. Audit ini dilakukan untuk menindaklanjuti robohnya tol Becakayu di Jakarta subuh tadi.

“Audit oleh tim ini tidak akan lama dan sepenuhnya fokus pada keselamatan kerja. Siang ini saya mengundang Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN berserta seluruh pengelola tol untuk membahas proses audit ini,” jelasnya.

Tinjau Urban Farming di Kolong Tol Becakayu, Heru Budi: Perlu Dikembangkan

Terlebih lagi, selama dua tahun terakhir ini sudah terjadi 13 kecelakaan yang menyebabkan robohnya infrastruktur pendukung jalan. Terakhir adalah robohnya underpass Bandara Soekarno-Hatta. Dan inilah yang sedang dicari penyebabnya.

Mengenai penyebab utama banyak angka kecelakaan ini, Basuki menjelaskan bahwa faktor kesalahan manusia terutama di bidang pelaksanaan perkerjaan menjadi faktor utama.

“Ini masalah kedisiplinan pelaksana pekerjaan. Soal sanksi apa, kita akan sepenuhnya serahkan kepada Kementerian yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Basuki menambahkan, audit ini diperlukan agar keberlangsungan pekerjaan proyek yang masih cukup banyak ini bisa diteruskan tanpa kendala. Jika ini tidak dilakukan, maka percepatan pengerjaan proyek yang lain akan terganggu.

Khusus kasus robohnya Tol Becakayu, Basuki menyatakan pemasangan perancah yang dari atas ditenggarai menjadi penyebab utama. Dari laporan sementara, saat akan dilakukan pengecoran perancang ini bergeser dan roboh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya