Mihfatul Penderita Talasemia Berharap Bantuan

Talasemia atau dalam bahasa inggris disebut Thalassaemia merupakan penyakit kecacatan darah, dan juga penyakit yang diwarisi keluarga ke anak. Kecacatan gen menyebabkan hemoglobin dalam sel darah merah menjadi tidak normal.

Mereka yang mengidap penyakit Talasemia tidak dapat menghasilkan hemoglobin yang mencukupi dalam darah. Akibatnya, tubuh menjadi lemah, gagal berkembang dengan baik dan sulit makan.

Tanda-tanda pengidap Talasemia lazimnya mengalami kelesuan, sesak nafas dan pucat. Lama-kelamaan anak akan semakin kekurangan tenaga dan mengalami kesukaran menyusu.

Itulah yang saat ini dirasakan Mihfatul Zanah seorang anak berumur 3 tahun 7 bulan, menderita penyakit seperti ini sejak usianya 7 bulan. Mihfatul akan terus-terusan merasakan tanda-tanda demikian bila tidak transfusi darah setiap satu bulan sekali.

Mihfatul Zanah adalah putri pasangan Maryani dan Nurdin yang merupakan warga Kreo, Jakarta Barat. Sebenarnya, Mihfatul terlahir dalam keadaan sehat, tidak ada tanda-tanda akan mengidap penyakit seberat ini.

Namun entah mengapa, kondisi tubuh Mihfatul berubah. Awalnya, kedua orang tuanya tidak ingin ambil pusing, karena hanya sakit panas biasa.

Andi Gani Buka Suara soal Ditunjuk Jadi Staf Ahli Kapolri 

Tetapi, setelah satu minggu tidak ada perubahan, justru kondisinya semakin lemah. Kedua orang tunya pun berinisiatif membawa ke pukesmas terdekat. Pihak puskesmas mengaku tidak sanggup menangani karena keterbatasan fasilitas.

Mihfatul pun dibawa ke Rumah Sakit Ciawi, sampai disana karena keterbatasan biaya, kedua orang tuanya memutuskan untuk merawat Mihfatul dirumah. Setelah kesana kemari mencari bantuan,  kedua orang tuanya menemukan jawaban untuk pengobatan anaknya.

Sekarang, Mihfatul menjalani perawatan di Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) yang beralamat di Jalan Ir.H.Juanda No.34 Ciputat sejak dua minggu lalu.

"Di LKC ini sudah dua kali menjalani transfusi. Sebelum ditransfusi setiap hari dia hanya bisa menangis, lemah dan tidak mau makan," ujar Maryani.

Saat ini, dipastikan setiap bulannya Mihfatul harus menjalani transfusi darah, walaupun dengan peralatan dan perawatan seadanya, tidak seperti di rumah sakit pada umumnya.

"Kalau di rumah sakit tentunya akan memakan biaya besar, apalagi suami saya sehari-harinya hanyalah seorang pedagang mie ayam keliling, itupun hanya cukup untuk makan saja," ujar Maryani.

Maryani mengaku, kalau harus membeli darah yang per kantongnya sekitar Rp 130 ribu, ditambah obat, infus dan sewa kamar itu beda lagi. "Jelas kami tidak sanggup untuk beli darah semahal itu, belum yang lain-lainnya,"

Kini, mereka hanya berharap ada fasilitas berobat murah sehingga setiap bulan kalau harus ditransfusi tidak terlalu berat biayanya. "Paling-paling kami hanya punya uang untuk ongkos datang ke LKC, itu saja, " tuturnya.

Dengan kondisi seperti ini, Maryani dan suaminya Nurdin hanya bisa pasrah dan berharap ada keajaiban Tuhan, untuk memberikan yang terbaik bagi putri keduanya.

Bobby Nasution Tunjuk Pamannya Jabat Plh Sekda Medan, Ini Penjelasan Benny Siregar

Hingga kini belum ada bantuan kecuali dari LKC. "Kami harap ada bantuan lain. Sekarang kami hanya bisa pasrah menunggu keajaiban Tuhan. Gak tau harus cari dana kemana lagi,"

Hidup dari lingkungan yang kurang mampu, tepatnya di RT 03/05, Kreo, Jakarta Barat, Nurdin mengaku, sudah tidak punya apa-apa lagi, kecuali yang tersisa hanya satu-satunya gerobak yang biasa digunakan untuk berdagang.

Laporan: Amril Amarullah

Rafael Struick Kembali, Ini Kata Shin Tae-yong
Ilustrasi pernikahan

Indonesian Embassy in Beijing Exposes Bride Scam in China

Indonesian Embassy in Beijing urged Indonesians awareness of fraudulent practices under the guise of love and arranged marriages which are now in China.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024