Semester I-2019, B20 Hemat Impor Solar US$1,66 Miliar

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan, penerapan kebijakan mandatori pencampuran minyak solar dengan 20 persen minyak kelapa sawit atau B20, telah mengurangi impor solar cukup signifikan pada 2019.

Terinspirasi Langkah Indonesia, Amerika Serikat Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, mengatakan, sejak Januari hingga akhir Juli 2019, penerapan B20 telah mengurangi impor solar senilai US$1,66 miliar. Angka tersebut setara dengan Rp23,6 triliun jika dikonversikan dengan kurs rupiah saat ini yang berada di kisaran Rp14.200 per dolar AS.

"Kalau kita melihat harga MOPS (Mean of Platts Singapore) untuk diesel dikali volume FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang sudah terdistribusikan itu 97 persenan itu berhasil kita salurkan FAME dari target, maka penghematannya itu sekitar US$1,66 miliar," kata Arcandra saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 12 Agustus 2019.

Prabowo Bertekad Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Energy Watch Bilang Begini

Angka ditegaskannya, menunjukkan perkembangan positif, jika dibandingkan capaian empat bulan pertama diterapkannya kebijakan B20 pada pertengahan September 2018. Selama empat bulan setelah ditetapkan, penghematan impor solar yang dicatat Kementerian ESDM sebesar US$937,84 Juta.

Di samping itu, lanjut Arcandra, dari sisi penyerapan minyak kelapa sawit (CPO) tersebut dalam program B20 selama tujuh bulan tersebut, telah mencapai 44 persen dari target penyerapan pada tahun ini. Atau 2,94 juta kilo liter dari target 6,2 juta kilo liter.

Kecelakaan Truk Sawit di Tol Belmera: Sopir Tewas, Minyak Dijarah Warga

Terkait dengan penerapan B30 yang targetnya bisa dilaksanakan pada 2020, dia mengaku belum bisa memastikan akan cukup kuat untuk menghadapi kampanye negatif penggunaan minyak kelapa sawit di negara-negara tujuan ekspor utama, seperti India dan Uni Eropa. Sebab, dengan peningkatan konsumsi dalam negeri, nilai jual produk CPO RI akan lebih tinggi. 

"Masih dalam uji coba berakhir di bulan Oktober. Kan tesnya masih jalan sampai Oktober, sekarang kita masih evaluasi sambil jalan," tutur dia.

Sebelumnya, Kementerian ESDM memperkirakan bahwa dengan penerapan B30 pada 2020 mendatang, impor solar diperkirakan bisa ditekan mencapai US$70 triliun. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya