Logo DW

Mau Perluas Rumah, Malah Temukan Kuburan Massal Korban Stalin

DW
DW
Sumber :
  • dw

Karung-karung tepung putih itu nyaris tidak terlihat di atas salju segar yang juga berwarna putih. Dari luar tidak ada yang tampak janggal. Karung-karung itu berdiri di sebelah sebuah lubang galian. Petani bernama Witalij Kwascha menggali lubang itu dan mendapatkan penemuan mengerikan. Tiga buah tulang panjang dan tengkorak. Dengan jarinya ia menunjuk ke sebuah lubang di tengkorak: lubang bekas peluru.

Petani Witalij Kwascha ingin memperluas rumahnya beberapa bulan yang lalu. Ia pun mulai menggali lubang untuk fondasinya. Penggalian mesti segera dilakukan, karena musim dingin semakin dekat dan tanah akan menjadi keras. Namun ketika menggali ini lah ia terkejut dengan apa yang ia temukan. Kwascha mulai menemukan tengkorak, lengan, kaki, tulang rusuk.

Semakin terus menggali, semakin banyak pula dia menemukan tulang-tulang dari dalam tanah yang ia kumpulkan ke dalam karung terigu. Sekarang ada lebih dari sepuluh karung di kebunnya, penemuannya setara dengan sisa-sisa tengkorak lebih dari 60 orang.

"Pertama saya menggali satu tengkorak, lalu yang lain, dan akhirnya tidak berhenti," kata lelaki berusia tiga puluh tahunan ini.

Besar kemungkinan, temuan Kwascha ini adalah sebuah kuburan massal dari tahun 1930-an, kata para ahli dari Komite Investigasi Negara. Kwascha tinggal bersama keluarganya di Blagoweshchensk, daerah perbatasan Rusia dengan Cina. Seperti di tempat lain di negara ini, pada masa pemerintahan Josef Stalin banyak terjadi penembakan massal terhadap mereka yang dianggap sebagai pembangkang rezim.

Upacara mengenang korban

Sementara itu, di ibu kota Moskow yang berjarak sekitar 8.000 kilometer dari Blagoweshchensk, orang-orang memperingati para korban kediktatoran Stalin. Mereka berdiri di tengah hujan lebat untuk membaca nama-nama kerabat di depan dua buah mikrofon. Secara singkat menceritakan kisah ayah, paman, kakek dan paman buyut mereka.