AS-Iran Memanas, SBY: Saya Punya Kewajiban to Say Something

Presiden RI ke-6 dan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA – Kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani oleh militer Amerika Serikat, beberapa waktu lalu memunculkan kekhatiran munculnya perang dunia ketiga. Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY pun punya pandangan soal ini.

Deretan Negara yang Dianggap Paling Siap Hadapi Perang Dunia 3

SBY menyampaikan pandangannya ini melalui akun media sosialnya Facebook yang tertulis 6 Januari 2020. Ia menekankan, tewasnya Qaseem memang menjadi prahara baru di Timur Tengah.

"Geopolitik di kawasan Timur Tengah (Raya) kembali mendidih, yang sangat bisa merobek keamanan internasional yang sudah rapuh. Mengapa banyak pihak sungguh cemas dengan perkembangan terbaru di kawasan ini," kata SBY.

Iran Punya Hak Balas Dendam ke Israel, Posisi AS Sekarang Mengambang

Dia menyoroti ini karena muncul persepsi warganet soal kekhawatiran perang dunia ketiga karena memanasnya Iran dengan AS. Secara pribadi, SBY tak mau percaya krisis Timur Tengah saat ini berujung perang besar. Namun, ia berharap agar para pemimpin dunia tak abstain dalam persoalan AS-Iran,

"Maksud saya, janganlah para world leaders itu do nothing. Mereka, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus do something. Terlalu berbahaya jika nasib dunia, utamanya nasib 600 ratus juta lebih saudara-saudara kita yang hidup dan tinggal di kawasan itu, hanya diserahkan kepada para politisi dan para jenderal Amerika Serikat, Iran dan Irak," jelas SBY.

10 Tanda Perang Dunia 3 Telah Dimulai, Salah satunya Pemimpin yang Agresif

Dia mengingatkan kawasan Timur Tengah dan warga dunia akan bernasib buruk jika tokoh serta jenderal di negara itu mengambil tindakan salah. Kata dia, akan muncul risiko yang bisa memunculkan tragedi kemanusiaan yang juga besar. 

SBY menyebut pasca tewasnya Qassem Soleimani, ia selalu mengikuti perkembangan Timur Tengah. Perkembangan politik, sosial dan militer di negara Irak, Iran dan AS selalu menjadi perhatiannya.

"Bukan hanya aksi-aksi nyata yang dilakukan di masing-masing negara, tetapi juga pada hebohnya sikap ancam-mengancam, perang mulut dan retorika besar yang digaungkan," sebutnya.

"Pertanyaannya sekarang adalah apakah sebuah perang besar yang mengerikan bakal benar-benar terjadi? Jawabannya tentu tak mudah," ujar Ketua Umum Partai Demokrat itu. 

Kemudian, ia meyakini tak ada pihak yang berani menyatakan perang. Bagi SBY, potensi perang ini harus dicegah karena akan membawa penderitaan ke rakyat Timur Tengah.

"Agar sebuah peperangan di kawasan yang rakyatnya sudah cukup menderita itu dapat dicegah dan dihindari. Saya orang biasa dan tak punya kekuasaan yang formal. Namun, sebagai warga dunia yang mencintai perdamaian dan keadilan, secara moral saya merasa punya kewajiban untuk to say something," tuturnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya