Logo DW

Gebrakan Putin Kagetkan Kalangan Politik Dalam dan Luar Rusia

Imago Images/Tass/A. Nikolsky
Imago Images/Tass/A. Nikolsky
Sumber :
  • dw

Orang lalu mengingat lagi gaya Vladimir Putin merebut dan mempertahankan kekuasaan. Dia mulai berkuasa tahun 1999, ketika menjadi penjabat presiden setelah pengunduran diri Boris Yeltsin yang mengejutkan pada Malam Tahun Baru 1999.

Setelah menjalani masa jabatan kedua sebagai Presiden sampai 2007, Putin sesuai konstitusi Rusia tidak bisa dipilih lagi. Banyak orang mengira dia akan segera turun dari kekuasaan. Ternyata Putin menemukan cara lain yang tidak disangka-sangka: Dia menunjuk Dmitry Medvedev dan bertukar jabatan sebagai Perdana Menteri.

Ketika Medvedev menjadi presiden, masa jabatan presiden berikutnya diubah dari empat menjadi enam tahun. Pada 2012, Putin kembali menjabat sebagai presiden dan Medvedev menjadi perdana menteri. Dengan demikian, Putin bisa menjabat lagi sebagai presiden untuk dua masa jabatan berturut-turut.

Mengokohkan kekuasaan?

"Ini akan meningkatkan peran parlemen dan partai-partai di parlemen," kata Putin ketika mengusulkan agar Perdana Menteri tidak dipilih lagi oleh presiden. Dia juga mengatakan yakin bahwa Rusia tetapakan tetap stabil jika diperintah di bawah sistem parlementer.

Vladimir Putin sudah berkuasa lebih lama daripada semua pemimpin Rusia atau Soviet lainnya sejak Josef Stalin, yang memimpin sejak 1924 hingga kematiannya pada 1953. Di bawah undang-undang saat ini, Putin harus mundur pada 2024 setelah masa jabatannya berakhir.

Tapi banyak orang sekarang berpikir, Putin sedang membuat peluang dan mengokohkan kekuasaan untuk beralih ke kursi perdana menteri lagi, setelah memperluat kewenangan parlemen dan wewenang presiden. hp/vlz (rtr, afp, ap)