Logo BBC

Uighur China: Ditahan Gara-gara Janggut, Jilbab, dan Jelajah Internet

- BBC
- BBC
Sumber :
  • bbc

Pada akhir tahun lalu China mengumumkan semua orang di dalam "pusat pelatihan vokasi" telah "lulus". Bagaimanapun, China juga mengindikasikan beberapa tempat bakal tetap buka untuk siswa-siswa baru atas "kehendak bebas" mereka.

Hampir 90?ri 311 individu utama di dalam Karakax List disebut sudah dilepaskan atau akan dilepaskan setelah setahun penuh di kamp-kamp.

Dr Zenz menegaskan kamp-kamp re-edukasi merupakan salah satu bagian dari sistem penahanan yang lebih luas, sebagian besar tetap tersembunyi dari sorotan khalayak dunia.


Tampak luar salah satu kamp di Xinjiang. - BBC

Lebih dari 20 individu digolongkan sebagai "direkomendasikan" untuk dimasukkan ke "pekerjaan kawasan industri"—"arahan" karier yang mungkin bagi mereka tak ada pilihan selain patuh.

Terdapat kekhawatiran yang didokumentasikan bahwa China kini membangun sistem kerja paksa sebagai fase berikutnya dalam rencana menempatkan masyarakat Uighur sesuai visi masyarakat modern ciptaan pemerintah.

Dalam dua kasus, re-edukasi membuat tahanan dikirim ke "detensi pemogokan parah", sebuah pengingat bahwa sistem penjara formal telah diubah dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana terlihat di dalam dokumen, banyak orang tua atau saudara kandung ditempatkan di penjara dalam jangka waktu yang lama, terkadang hanya karena mematuhi ajaran agama dan mempraktikkan ajaran agama.

Ayah seorang pria terlihat dipenjara selama lima tahun karena "memelihara janggut tebal dua warna dan menyelenggarakan kelompok kajian agama".

Seorang tetangga dilaporkan divonis 15 tahun penjara karena "menjalin kontak online dengan orang di luar negeri". Ada pula adik kandung seorang pria dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena "menyimpan foto-foto bernada makar di ponselnya".

Apakah China masih membuka atau sudah menutup kamp-kamp re-edukasi di Xinjiang, Dr Zenz mengatakan Karakax List menampilkan hal penting mengenai psikologi sebuah sistem yang terus dijalankan.

"Dokumen itu mengungkap pola pikir pemburuan terhadap orang-orang yang telah berlangsung dan terus mendominasi kehidupan sosial di wilayah tersebut," ujarnya.