Logo ABC

Tingkat Kematian Corona Indonesia Tertinggi di Dunia, Kemana Arahnya?

Model ini terbukti berhasil dalam memprediksi awal, akhir, dan puncak penyakit SARS endemik di Hong Kong pada tahun 2003.

Kurva Richard kemudian diuji pada berbagai laporan kasus COVID-19 dari berbagai negara, seperti Cina, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Secara matematis, temuan awal menunjukkan model Kurva Korea Selatan sebagai yang paling mendekati dengan data kasus terlapor COVID-19 di Indonesia.

Namun menurut Nuning, kurva yang mendekati Korea Selatan ini hanya mengacu pada data sampai 14 Maret 2020.

"Berdasarkan data hingga 14 Maret melalui pemodelan ini, tren COVID-19 di Indonesia mirip dengan Korea Selatan, tetapi setelah jumlah kasus menjadi 369, trennya menjadi lebih mirip dengan di Amerika Serikat," kata Nuning.

Nuning menambahkan, faktor data yang sangat dinamis akan mempengaruhi proyeksi waktu puncak dan akumulasi data, apalagi usai pelaksanaan rapid test corona.

"Saya curiga setelah tes cepat diterapkan, hasilnya bisa melonjak lagi. Karena itu, kami masih membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyesuaikan hasil proyeksi, mengikuti data terbaru."

Belakangan ITB memperbaharui proyeksinya mengikuti data terbaru.

Jumlah kasus baru dengan menggunakan data sampai 21 Maret diperkirakan bisa mencapai 2.000 pasien per hari.

Sementara jumlah total kasus positif COVID-19 bisa mencapai 60.000 kasus sampai akhir Mei 2020.

"Fatality rate" tertinggi di dunia

Sejalan dengan Nuning dan Iqbal, Johny Setiawan, ilmuwan Indonesia yang kini menetap di Berlin, Jerman, juga membangun model matematika untuk memproyeksi COVID-19 di Indonesia.

Proyeksinya juga didasarkan pada data jumlah kasus dan kematian yang dilaporkan dan terkonfirmasi.

Selain proyeksi, Johny juga menyertakan jendela masa krisis yang bisa menjadi titik balik dalam situasi seperti sekarang.

Chart Johny
Dalam proyeksinya, Johny menekankan pentingnya mengambil keputusan cepat dalam jendela critical period untuk sebagai momentum titik balik.

Supplied: Johny Setiawan

"[Periode masa krisis] ini sangat menentukan apakah kemudian angkanya akan terus naik, atau terkendali," kata Johny.