Menuju New Normal, RI Ekspor Perdana 27 Ton Ikan ke China

Menteri Teten lepas ekspor ikan ke China
Sumber :
  • VIVAnews/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Menuju era new normal, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) secara bertahap mulai melakukan percepatan pemulihan UKM. Salah satu dengan melakukan kick off ekspor perdana ikan tenggiri dan ikan layur ke China. 

Lab Sentul Beli Bahan Baku Sinte dari China, Transaksinya Pakai Kripto

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menegaskan, kick off ekspor 27 ton ikan tenggiri dan ikan layur ke China ini merupakan reaktivasi kegiatan ekonomi, yang dikerjasamakan pihaknya dengan Grup PT Anugerah Tangkas Transportindi (ATT) melalui Andalan Ekspor Indonesia (AeXI) Hub.

"Ini adalah kick off untuk mulai reaktifasi kegiatan ekonomi, terutama untuk ekspor," kata Teten dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 13 Juni 2020.

China di Asia: Kehadiran Rentenir di Negara-negara Berkembang

Baca juga: DKI Sediakan 50 Bus Gratis Bagi Penumpang KRL, Cek Jadwalnya

Teten mengaku, hari ini PT ATT dengan AeXI Hub telah melakukan ekspor untuk UMKM, dan sudah bekerja sama dengan Rumah Perubahan guna mengkonsolidasi produk nelayan dari berbagai daerah melalui para diaspora yang membantu mencarikan market di China.

Ada Motor LIstrik Lucu nan Menggemaskan di Kemayoran, Segini Harganya

"Ini adalah kolaborasi yang bagus, dan memang bertujuan untuk mendorong ekspor UMKM," ujarnya.

Teten mengakui, UMKM tidak bisa sendirian dalam melakukan ekspor, sehingga dibutuhkan kerja sama dengan banyak pihak agar semakin tumbuh dan berkembang. Apalagi, pemerintah kini tengah menggenjot ekspor produk UMKM, dengan target tahun ini sebesar 14 persen dan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2024 mendatang.

Teten mengakui, potensi perikanan di Indonesia ini memang melimpah, dengan hasil produk sektor perikanan yang 96 persennya berasal dari UMKM. Sementara market pasar di China yang bagus, tentunya harus dimanfaatkan untuk bisa menggerakkan roda perekonomian Indonesia. 

"Kemarin sempat tertunda karena Covid-19, tapi sekarang ini lagi digenjot oleh pemerintah. Kita sudah bisa mulai mengonsolidasi hasil nelayan, karena sektor perikanan 96 persen hasilnya itu memang dari UMKM," kata Teten.

Dia mengatakan, pihaknya akan terus menjalin kerja sama dengan para diaspora di berbagai negara, untuk mempromosikan dan memasarkan produk UMKM melalui business-to-business dan business-to-customer. Sementara dari pihak AeXI akan membantu edukasi, kurasi, dan inkubasi produk, agar memiliki kualitas ekspor. 

Teten mengakui adanya empat komoditi ekspor yang tidak berhenti di tengah pandemi, yaitu ikan, arang batok kelapa, rempah-rempah, dan buah. Keempat komoditi tersebut menurutnya memang melibatkan banyak UMKM.

“Kita ingin kerja sama terus untuk mendorong UMKM semakin banyak dan terus tumbuh. Dari pengalaman banyak negara dan studi oleh UI, UMKM yang bisa tumbuh dan berkembang itu adalah yang bermitra dengan usaha besar. Sayangnya, di kita baru 5 persen yang sudah terhubung dengan usaha besar,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya