Kewajiban Finansial Luar Negeri Indonesia Turun pada Kuartal I-2020

Bank Indonesia
Sumber :
  • Dok. VIVA.co.id

VIVA – Bank Indonesia mencatat terjadinya penurunan Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) dibandingkan penurunan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) pada kuartal I-2020. Akibatnya, kewajiban neto Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia menurun.

Viral Aksi Emak-emak di Makassar Mengamuk Sambil Ancam Pakai Parang Penagih Utangnya

Pada akhir kuartal I-2020, PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$253,8 miliar atau sebesar 22,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal IV-2019 yang tercatat sebesar US$339,4 miliar atau setara 30,3 persen dari PDB.

"Penurunan kewajiban neto tersebut dikarenakan posisi KFLN yang turun lebih dalam dibandingkan dengan penurunan posisi AFLN," kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, dkutip dari siaran pers, Jumat, 26 Juni 2020.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Penurunan posisi KFLN, dia menjelaskan, terutama didorong oleh penurunan investasi portofolio, sejalan dengan arus keluar modal asing pada kuartal I-2020 sebagai dampak peningkatan ketidakpastian global akibat pandemi virus Corona (Covid-19).

"Posisi KFLN Indonesia pada akhir periode itu turun 13,5 persen dari US$712,9 miliar menjadi US$616,4 miliar," ungkap Onny.

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

Sementara itu, posisi AFLN, kata Onny, menurun terutama didorong oleh transaksi aset dalam bentuk cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir kuartal I-2020 turun 2,9 persen, dari US$373,4 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi US$362,6 miliar.

Dengan kondisi itu, Onny mengatakan, Bank Indonesia memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal I-2020 relatif terjaga. Hal ini, menurutnya, tercermin dari penurunan posisi kewajiban neto PII dibandingkan kuartal sebelumnya. 

"Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang. Meski demikian, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai risiko kewajiban neto PII terhadap perekonomian," tutur dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya