Profesor Banyu Resmi Tak Mengajar di Unpar

VIVAnews - Universitas Katolik Parahyangan Bandung akhirnya menerima pengunduran diri Anak Agung Banyu Perwita, dosen Hubungan Internasional yang tersandung kasus plagiarisme.

“Pengurus Yayasan Katolik Parahyangan telah menerima pengunduran diri dia sebagai dosen tetap,” ujar Rektor Universitas Katolik Parahyangan Bandung Cecilia Lauw kepada wartawan, Rabu, 17 Februari 2010.

Menurut Cecilia, keputusan itu diambil setelah Pengurus Yayasan Universitas Katolik Parahyangan menggelar rapat pada Selasa malam. Rapat memutuskan untuk mengabulkan pengunduran diri Banyu yang sudah diajukan oleh profesor termuda itu pada tanggal 8 Februari 2010 kepada rektor.

“Pengunduran diri ini diajukan dengan sadar sebagai pertanggungjawaban atas kesalahannya melakukan tindakan plagiarisme,” ujar Cecilia.

Dengan begitu, kata dia, terhitung sejak tanggal 16 Februari 2010, Banyu tidak lagi memiliki hubungan kerja dengan Yayasan Universitas Katolik Parahyangan.

Menurut Cecilia, pihaknya akan segera melaporkan pengunduran diri Banyu ini ke Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional.

Kasus plagiarisme yang dilakukan Banyu ini mencuat setelah artikelnya berjudul “RI As A New Middle Power?” yang dimuat di harian The Jakarta Post ternyata sama dengan artikel yang ditulis Carl Ungerer, peneliti asal Australia. Tulisan Ungerer berjudul “The ‘Middle Power’ Concept in Australian Foreign Policy” diterbitkan dalam Australian Journal of Politics and History: Volume 53, Number 4, 2007. Harian Jakarta Post akhirnya menarik artikel tersebut.

Laporan: BAR | Bandung

Harga Emas Hari Ini 30 April 2024: Global dan Antam Stabil Tinggi
Anis Matta dan Prabowo Subianto

Partai Gelora Tolak PKS, Partai Koalisi Serahkan Keputusan Akhir di Prabowo Subianto

Setelah Partai Gelora menolak Partai Keadilan Sejahtera atau PKS masuk koalisi Prabowo-Gibran, sejumlah partai di dalam koalisi menyerahkan sepenuhnya ke Prabowo Subianto

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024