Tiga Pabrik Petrokimia US$ 15 Miliar Dibangun

VIVAnews - Tiga pabrik pengilangan (refinary) petrokimia sedang dibangun di tiga lokasi, yakni Tuban, Cilegon, dan Bontang. Masing-masing pabrik membutuhkan investasi sebesar US$ 4-5 miliar dengan kapasitas terpasang 300 ribu barel per hari.

Direktur Industri Kimia Hulu Ditjen Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian Alexander Barus menjelaskan, dari ketiganya, pabrik di Cilegon yang dinilai paling siap.

"Lahan sudah, pelabuhan tinggal diperluas. Permasalahannya adalah mencari crude oil, karena dari dalam negeri kan tidak mungkin," kata Alexander di Jakarta, Kamis 1 April 2010.

Kebutuhan minyak mentah bagi pabrik petrokimia, menurut dia, masih sangat tergantung dengan impor. Bahkan, Pertamina pun masih mengimpor minyak mentah.

Dia menyesalkan, Indonesia masih belum memiliki industri refinary petrokimia yang belum terintegrasi.

Janji Manis Shin Tae-yong Loloskan Timnas Indonesia U-23 ke Olimpiade 2024

"Kami merencanakan untuk mengubah model yang selama ini tidak berintegrasi, karena masih mengimpor nafta. Pokoknya bahan baku yang di hulu kami impor, membuat kami tidak bisa bersaing," katanya.

Alexander menjelaskan, minyak mentah  untuk bahan baku industri petrokimia bersumber dari kerja sama dengan Iran, Nigeria, dan negara D-8 lainnya.

"Kami harapkan Iran mau share juga di refinary ini. Sehingga dia bisa bertanggung jawab menghidupkan crude oil di refinary selanjutnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, beberapa investor dalam negeri telah siap menanamkan investasi di Cilegon, di antaranya PT Candra Asri, PT Tripolyta, dan Titan.

arinto.wibowo@vivanews.com

BYD Indonesia

BYD Ungkap Konsumen Mobil Listriknya Punya Karakter Berbeda

BYD Indonesia mengungkapkan pembeli dari tiga mobil listriknya BYD Atto 3, BYD Seal, dan BYD Dolphin memiliki karakter yang berbeda.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024