Layanan Kesehatan Terhambat Globalisasi

VIVAnews - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengatakan pelayanan kesehatan di Indonesia terganggu oleh hambatan-hambatan strategis dan politis. Hambatan tersebut datang dari dalam dan luar negeri.

Menurut Menkes, hambatan dalam negeri seperti demokrasi dan desentralisasi yang belum menemukan bentuk mapan. Selain itu, ada juga hambatan global yaitu globalisasi yang tidak adil. 

"Globalisasi liberal sudah terjadi selama 40 tahun, walaupun secara resmi WTO dibentuk pada tahun 1994. Ini salah satu yang membuat kita terus terpuruk," ujar Menkes Siti Fadila di Yogyakarta, Kamis, 18 Desember 2008. 

Menkes mengatakan, akibat globalisasi bangsa Indonesia mempunyai ketergantungan total dalam bidang ekonomi, politik, budaya bahkan kesehatan pada negara-negara maju. "Kondisi ini terus dipertahankan oleh negara maju. Kita dibuat untuk selalu tergantung," ujarnya.

Menteri menyebutkan bentuk-bentuk globalisasi liberal dalam bidang kesehatan salah satunya adalah commercial presence yaitu diperbolehkannya pihak swasta asing untuk membuka layanan rumah sakit di Indonesia. Di satu sisi, masyarakat Indonesia bisa memiliki alternatif pengobatan yang berkualitas internasional.

Namun hal ini akan semakin meminggirkan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. "Dulu kepemilikan bisa 100% asing, saya berjuang untuk menguranginya, akhirnya maksimal kempemilikan asing dalam rumah sakit hanya 65%. Sejatinya globalisasi kesehatan adalah perluasan dari globalisasi ekonomi yang hanya menguntungkan negara-negara maju," ujarnya.

Rumah sakit pemerintah seharusnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang melayani masyarakat dengan subsidi besar dari pemerintah.

Langit Israel Bergemuruh, Hamas Hujani Puluhan Roket dari Lebanon

"Intinya, kesehatan masyarakat adalah tanggunjawab pemerintah. Upaya globalisasi liberal ini adalah upaya untuk meminimalisir intervensi pemerintah dalam urusan publik. Saya tidak sepakat," ujarnya

Laporan: Rahardian/Yogyakarta

Stafsus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategi, Yustinus Prastowo (pegang mic)

Stafsus Menkeu: Bea Cukai Bukan Keranjang Sampah

Staf khusus atau Stafsus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategi, Yustinus Prastowo menyatakan, bila Bea Cukai bukanlah keranjang sampai.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024