Meski Meleset, Ekonomi Makro 2008 Masih Baik

VIVAnews - Kendati menghadapi tekanan berat akibat krisis keuangan global, pemerintah memastikan pencapaian indikator ekonomi makro nasional sepanjang 2008 masih baik.

Keterangan pers Departemen Keuangan menyebutkan masih terkendalinya indikator tersebut terlihat dari realisasi indikator ekonomi makro APBN Perubahan 2008.

Menurut Kepala Biro Humas Depkeu, Harry Z. Soeratin, laju pertumbuhan ekonomi masih dapat dipacu hingga ke 6,2 persen, meskipun pada triwulan III dan perkiraan triwulan IV mulai mengalami perlambatan.

Tingkat inflasi masih terkendali di kisaran 11,4 persen, meski jauh lebih tinggi dari target 6,5 persen. Upaya menjaga inflasi dilakukan dengan cara menjaga kelancaran dan kecukupan pasokan barang dan jasa serta langkah penurunan harga bahan bakar minyak  sebanyak dua kali pada Desember 2008.

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan yang dijadikan basis perhitungan bunga obligasi pemerintah diperkirakan rata-rata 9,3 persen. Ini memang lebih tinggi dari APBN-P sebesar 7,5 persen. Namun, dia menekankan rata-rata per bulan cenderung menurun sejalan dengan berkurangnya tekanan inflasi.

Nilai tukar Rupiah diperkirakan rata-rata Rp 9.691 per US$ sebagai akibat tekanan depresiasi rupiah pada penghujung 2008. Sedangkan, harga minyak dan lifting minyak tidak jauh berbeda dengan proyeksi semula.

Harga minyak mentah Indonesia sekitar rata-rata US$ 96,8 per barel seiring dengan penurunan harga minyak mentah di pasar internasional pada semester II 2008. Lifting minyak mentah Indonesia dapat mencapai 931 ribu barel per hari, yang berarti di atas targetnya 2008 sebesar 927 ribu barel per hari.

Indikator Ekonomi Makro

Mengenal Tantrum Manipulatif dan Tantrum Frustasi pada Anak, Para Orang Tua Harus Tahu

Orang tua tidak perlu khawatir karena tantrum anak adalah hal yang wajar. Orang tua dapat mengatasi tantrum anak dengan benar melalui identifikasi jenis tantrum.

VIVA.co.id

28 April 2024