- Vivanews/ Tri Saputro
VIVAnews - DPR periode mana yang memutuskan desain gedung baru DPR makin simpang siur. Ketua DPR Marzuki Alie bersikukuh bahwa desain ini sudah ditentukan sejak periode lalu, saat DPR dipimpin Agung Laksono dari Partai Golkar. Meski demikian, Ketua Tim Peningkatan Kerja DPR periode 2004-2009 Darul Siska membantahnya.
Sebelumnya, Darul Diska menegaskan bahwa tim yang dia pimpin merekomendasikan untuk menyelenggarakan sayembara grand design gedung. Namun, sayembara batal dilakukan.
Marzuki pun meminta agar Agung Laksono menjelaskan hal ini. "Yang perlu bicara itu pimpinan DPR yang lalu. Kalau anggota belum tentu terlibat," kata Marzuki di DPR, Selasa, 5 April 2011. "Tanya Agung Laksono, jangan tanya saya."
Lontaran Marzuki langsung disambut Partai Demokrat. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan mendukung permintaan Marzuki. "Agung harus menjelaskan duduk masalah sebenarnya, dari posisi dia," kata Ramadhan.
Sementara itu, Sekjen Partai Golkar Idrus Marham menilai persoalan gedung baru DPR tidak usah dikaitkan dengan pimpinan DPR periode lalu. Menurut dia, di DPR ada proses politik yang dinamis. "Yang punya ide pada periode lalu, lalu diputus periode sekarang, ya tanggung jawab sekarang. Nggak usah lari dari tanggung jawab," katanya.
Dikutip dari situs DPR, Agung Laksono pernah menyatakan gedung baru DPR ditujukan untuk menjadi salah satu landmark nasional. Agung juga sempat menyinggung soal sayembara di mana dia berkaca pada sejarah gedung yang dibangun sejak 8 Maret 1965 itu.
Gedung DPR dulu lahir karena sebuah sayembara, di mana pembangunannya ditujukan untuk menyambut Conference of The New Emerging Forces (Conefo). Conefo yang digelar tahun 1966 itu dihadiri pemimpin negara-negara dari Asia, Afrika, Amerika Latin, negara-negara sosialis, komunis, maupun kapitalis.
Pembangunan gedung Conefo didasarkan pada Keputusan Presiden Soekarno Nomor 48 tahun 1965 yang menugaskan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja saat itu, Soeprajogi, untuk membangunnya.
Selengkapnya penjelasan Agung Laksono, klik di sini.