Soal Pembangkit Nuklir, Apa Rencana PLN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jerman
Sumber :
  • AP Photo/Michael Probst

VIVAnews - Pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) belum masuk dalam rencana pengembangan energi listrik hingga 2020. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan energi fosil dan energi terbarukan masih mendukung sistem energi nasional.

Dalam proyeksi PLN, menurut Direktur Energi Baru dan Terbarukan PLN Muhammad Sofyan, dalam 10 tahun ke depan, ada pertumbuhan energi sebesar 9,2 persen menjadi 80.000 megawatt (MW) pada beban puncak.

Buka Perwakilan di 5 Negara, Ekonomi Kreatif RI Mulai Ekspansi ke Eropa

"Kebutuhan kami sangat besar, sehingga harus ada peningkatan energi dengan berbagai pembangkit listrik sebesar 55.000 MW dalam 10 tahun ke depan," kata dia dalam diskusi Perlukah PLTN Dibangun di Indonesia untuk Memenuhi Kebutuhan Energi Nasional di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Selasa 19 April 2011.

PLN merencanakan pembangunan energi terbarukan dari 11 persen menjadi 20 persen. Energi panas bumi dan air akan dikembangkan masing-masing 6.000 MW dan 5.000 MW. "Energi dari tenaga surya juga terbilang cukup besar dan belum dikelola optimal," katanya.

PLN berpandangan, pengembangan kebijakan nuklir menunggu keputusan pemerintah dan dikaitkan dengan pemanfaatan energi lainnya. Dalam jangka panjang, penguasaan energi nuklir akan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan listrik. Namun, pembangunan PLTN membutuhkan kajian panjang, terutama keterkaitan dengan energi lain.

"Studi awal PLTN di Sumatera dan Jawa diketahui PLTN membutuhkan jaringan transmisi yang berbeda dari yang ada. Karena transmisi yang ada tidak mampu mengantarkan daya sebesar 1.000 MW, sehingga secara ekonomis, pembangkit terbarukan lebih layak daripada PLTN," katanya.

Pertimbangan energi nuklir, menurut Sofyan, akan menjadi penting setelah 15-20 tahun saat penggunaan batu bara mulai mendominasi hingga 60 persen.

Deputi Bidang Perkembangan Riptek Kementerian Riset dan Teknologi, Agus Hartanto, menyatakan, dari hasil simulasi, penggunaan batu bara masih dapat mendukung energi nasional pada 2025 hingga 2050. Dengan syarat penggunaannya mencapai lebih dari 60 persen pada 2025 dan di atas 75 persen pada 2050.

"Pada 2025, penggunaan batu bara mencapai 500 ribu ton per hari dibanding saat ini yang hanya 36 ton. Dan pada 2050 menjadi 2 juta ton sehari," katanya.

Dengan jumlah tersebut, dibutuhkan transportasi masif serta biaya antar pulau produsen ke konsumen. "Dampak iklim serta besarnya emisi dan sampah karbon harus menjadi perhatian," katanya. (art)

Walikota Medan, Bobby Nasution.(B.S.Putra/VIVA)

Berpeluang Didukung Gerindra di Pilgub Sumut 2024, Bobby Nasution Bilang Begini

Walikota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution masuk radar Partai Gerindra dan memilik kans akan didukung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumut tahun 2024.

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024