Ancaman Bom, Polri Harus Lacak @Alhamazah

Detasemen Anti Teror dari Polri bersiap menggerebek sarang teroris
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVAnews – Teror terhadap polisi belakangan ini makin marak. Selain modus penembakan di tempat dan penyerangan secara langsung pos polisi, muncul modus baru yang menakutkan yakni teror racun.

Pemerintah Sepakat Pembahasan RUU MK Dibawa ke Rapat Paripurna

Menurut pengakuan polisi para teroris kini beroperasi dengan cara memasukan racun sianida ke dalam makanan dan minuman di kantin-kantin kepolisian.

Teror terhadap polisi juga merambah ke dunia maya di jejaring sosial twitter. Pemilik akun @Alhamazah dengan terang-terangan menyebar ancaman. “Sebarkan ini! Kami akan bom JW Marriott Jakarta tanggal 17 Agustus 2011 untuk ketiga kalinya,” tulis @Alhamazah, 13 Juni 2011.

Selain JW Marriott, @Alhamzah juga menyasar, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Hotel Ritz-Carlton, dan Gedung DPR RI. “Teror itu memang untuk memberikan rasa takut,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Pol. Boy Rafli Amar.

Anggota Komisi Hukum DPR Desmond Mahesa menilai, teror yang disebar @Alhamazah lewat twitter itu seperti melempar ancaman dari tempat gelap. “Polisi harus punya Teknologi Informasi canggih untuk melacak sumber @Alhamzah. Mereka harus punya orang yang terampil, karena teror dimainkan dari tempat gelap,” kata Desmond saat berbincang dengan VIVAnews, Selasa 14 Juni 2011.

Ia juga berpendapat, maraknya teror terhadap polisi juga menunjukkan peran intelijen polisi yang masih lemah. “Peran intelijen itu harus ditingkatkan. Kinerja polisi harus lebih baik, karena polisi adalah pengayom masyarakat,” ujar Desmond. Ia menekankan, polisi tidak bisa bekerja optimal mengamankan masyarakat, apabila keamanan mereka sendiri terancam.

“Ini harus diantisipasi. Polisi yang bertugas melayani masyarakat, sekarang malah diserang dan ditembak,” kata Desmond. Ia mengatakan, persoalan tersebut tidak sederhana. Untuk itu, kader Gerindra itu menyarankan agar pihak kepolisian maupun Densus 88 tidak mempertontonkan aksi mereka ketika menangkap tersangka teroris atau teroris, kepada khalayak melalui media.

“Kalau mereka mempertontonkan kekerasan ketika menangkap teroris, bisa jadi kelompok tertentu merasa sangat dendam dengan institusi kepolisian. Ini bisa jadi bumerang,” kata Desmond. “Polisi harus lebih hati-hati,” kata dia.

Sekolah-sekolah di Mimika Antusias Ikuti Workshop Keamanan Digital
Kapal Tongkang Batu Bara

Jembatan Sungai Jambi Nyaris Ambruk Ditabrak Kapal Tongkang Batu Bara

Tiang Jembatan Sungai atau tepatnya di Jembatan Aurduri 1 Kota Jambi, Patah setelah ditabrak Tongkang bermuatan batu bara, warga melihat peristiwa tersebut langsung terke

img_title
VIVA.co.id
13 Mei 2024