- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews – Wakil Ketua Bidang Pencegahan KPK, M. Yasin, menegaskan bahwa KPK telah memblokir sejumlah kekayaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin, yang kini menjadi buron Interpol dan tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Palembang.
Yasin mengatakan, pemblokiran itu berupa pemblokiran perbankan dan nonperbankan. Khusus pemblokiran nonperbankan meliputi aset Nazaruddin dalam bentuk rumah dan perusahaan. Namun Yasin tidak memberitahu jumlah kekayaan Nazarudin yang diblokir oleh KPK itu.
“Saya belum bisa memastikan. Kalau tidak tepat, bisa menjadi masalah nanti,” kata Yasin. Sebelumnya, KPK telah memblokir rekening milik Nazaruddin. KPK juga menelusuri aset milik tiga tersangka kasus suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games lainnya, yakni Sesmenpora Wafid Muharram, Direktur PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, dan Manajer Marketing PT DGI Muhammad El Idris.
Nazaruddin sendiri sudah empat kali mangkir dari pemanggilan KPK. Tiga kali dia mengabaikan pemanggilan untuk diperiksa terkait kasus suap Wisma Atlet SEA Games, dan satu lainnya terkait kasus korupsi pengadaan barang di Kementerian Pendidikan Nasional. Hingga kini mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang juga masih menjabat sebagai anggota DPR dinyatakan buron internasional oleh Interpol.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Johan Budi menyatakan, pemblokiran atas aset Nazaruddin baru sebatas yang ada di tanah air. Sementara untuk aset yang diduga berada di luar negeri, KPK belum melakukan penelusuran. “Baru aset yang ada di Indonesia. Saya belum dapat info tentang aset yang di luar negeri,” kata Johan.
Tapi ia memastikan, KPK terus melacat aset-aset Nazaruddin yang diduga disimpan di luar negeri. Nazaruddin sendiri keberatan dengan langkah KPK memblokir rekeningnya. Menurut dia, aset-aset tersebut diperolehnya sebelum menjadi pejabat negara. “Semua harta saya dapat sebelum menjadi anggota DPR,” kata Nazaruddin.
Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial
PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) menegaskan komitemnnya terus mengoptimalkan peran Srikandi jadi penggerak finansial.
