ADB: Ketahanan Pasar Modal Asia Diuji

Mencermati pergerakan saham
Sumber :
  • www.geckoandfly.com

VIVAnews - Negara-negara dengan perekonomian yang sedang berkembang pesat (emerging market) diminta mewaspadai krisis yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Dikhawatirkan pelemahan ekonomi global akan berdampak pada anjloknya tingkat ekspor.

Asia Development Bank (ADB) menilai negara-negara dengan ekonomi yang bertumbuh pesat telah menunjukkan ketahanannya tahun lalu, namun tetap terpengaruh dalam merespon ketidakpastian ekonomi Amerika dan Eropa. Hal ini menegaskan pentingnya kebijakan untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi volatilitas yang berlebihan.

"Emerging market Asia tetap rentan terhadap perubahan sentimen global. Dampak dari kejadian di Amerika dan Eropa tidak hanya pergerakan portofolio saja namun pelemahan global akan berdampak penurunan ekspor," kata Head of ADB Office of Regional Economic Integration Iwan Azis dalam siaran pers ADB, Selasa, 9 Agustus 2011.

Dalam laporan The Asia Capital Markets Monitor, performa pasar saham, obligasi, dan pasar uang lebih volatile dalam bulan terakhir. Ini disebabkan investor mencermati pelemahan ekonomi global, masalah utang Amerika dan Eropa, dan juga kerusuhan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Heru Budi Dinilai Layak Lanjut Jadi Gubernur Jakarta, Angka Kepuasan Publik Capai 60 Persen

Sementara emerging market Asia memiliki kelebihan memiliki fundamental yang kuat, perbedaan suku bunga yang tinggi dibanding negara maju membuat arus modal akan masuk ke kawasan ini akhir tahun.
"Ini menjadi risiko dan tantangan bagi emerging market saat ini," kata Azis.

Dalam jangka pendek, aliran modal dapat mengganggu kebijakan moneter domestik, tidak stabilnya sistem keuangan dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan masalah utang Amerika dan Eropa membuat penerbitan obligasi semakin tinggi. Penerbitan obligasi berdenominasi mata uang 3G (dolar AS, yen Jepang, dan euro) sebesar US$29,5 miliar pada kuartal pertama 2011. Angka ini naik dibanding periode sama tahun 2010 sebesar US$24,5 miliar.

Emerging market Asia memiliki keunggulan prospek ekonomi regional, kuatnya keuntungan perusahaan, dan rendahnya imbal hasil di negara maju. Pada 2010, kebanyakan mata uang emerging market di Asia teraperasiasi, dibantu kuatnya aliran modal. Pertumbuhan ekonominya diperkirakan 7,9 persen pada 2011 dan 7,8 persen pada 2012.

Laporan itu juga menunjukkan risiko penurunan pertumbuhan ekonomi, kenaikan inflasi, di tengah kenaikan ketidakpastian ekonomi global dan pasar keuangan yang volatile.

Meski memiliki keunggulan, namun kawasan ini dinilai tetap rentan terhadap guncangan dari luar. Untuk itu ADB menyarankan adanya upaya kolektif di kawasan untuk meningkatkan ketahanan pasar. (kd)

7 Tahun Tutupi Perilaku Andrew Andika, Tengku Dewi: Orang Liatnya Happy Family
ilustrasi ambulans.

Geger Warga Tangsel Temukan Mayat Pria Terbungkus Sarung, Polisi: Korban Diduga Dibunuh

Mayat pria yang terbungkus sarung itu ditemukan warga di wilayah Perumahan Makadam, Pamulang, Kota Tangerang Selatan atau Tangsel.

img_title
VIVA.co.id
12 Mei 2024