- antam.com
VIVAnews - Perusahaan tambang asal China, Jilin Horoc Non-Ferrous Metal Group Ltd., akan membangun kawasan industri untuk peleburan Nikel di Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi US$6 miliar (Rp52,53 triliun).
Perjanjian pembangunan kawasan industri peleburan Nikel ditandatangi hari ini oleh Direktur Jilin Horoc Non-Ferrous Metal Group Ltd, Wang Xingrui, Direktur PT Billy Indonesia Suharto Martosuroyo, Bupati Konawe Utara, Aswad Sulaiman, dan Bupati Bombana, Tafdhil.
"Investasi di Sulawesi Tenggara untuk membangun industri berbasis mineral yang ada di Sulawesi Tenggara, investasinya US$6 miliar," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, Senin 19 September 2011.
Menurut Hatta, kerjasama ini melibatkan tiga pihak yaitu perusahaan China, swasta dan pemerintah daerah. Pada tahap pertama, perusahaan akan membangun pertambangan nikel lalu segera membangun industri
nikel. "Saya minta tahun ini juga dari rencana awal mereka pada 2012," katanya.
Perjanjian ini, kata Hatta, menguntungkan Indonesia. Dengan nilai investasi sebesar US$6 miliar maka Indonesia tidak akan lagi mengekspor nikel mentah melainkan akan diproses di dalam negeri. Hal ini juga akan menciptakan ribuan lapangan kerja yang dapat melibatkan masyarakat di daerah tersebut.
Pemerintah tidak memberikan keringanan pajak sementara (tax holiday) untuk pembangunan industri nikel oleh Jilin Horoc Non-Ferrous Metal Group Ltd tersebut. Pemerintah hanya memberikan insentif berupa barang modal yang masuk tidak dikenakan pajak.