Tiga Penguasa Mal Terbesar di Jakarta

Kuningan City, salah satu mal dan apartemen di Casablanca
Sumber :
  • Dokumen Agung Podomoro

VIVAnews - Pengembang properti seperti tak pernah berhenti membangun pusat perbelanjaan atau mal. Padahal, pemerintah pusat mengimbau agar Jakarta menghentikan sementara (moratorium) pembangunan mal untuk jangka waktu tertentu.

Langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat urbanisasi yang selama ini menjadi masalah ibukota.

Menurut Head of Research Jones Lang LaSalle, Anton Sitorus, masih maraknya pembangunan pusat belanja atau mal di bilangan Jakarta karena dipicu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin baik.

"Hal itu terbaca dari meningkatnya daya beli masyarakat. Terutama, kalangan menengah," kata dia, saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Kamis 17 November 2011.

Dia menuturkan, meski lahan di Jakarta terbatas, para pengembang tetap membangun mal atau memperluas bisnis ritelnya. "Pengembang kan sudah memiliki land bank (lahan yang siap digarap) sejak lama. Jadi, mereka tidak perlu membebaskannya," ujar Anton.

Nah, siapa saja yang pengembang yang paling banyak membangun pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta. Menurut Anton, mereka di antaranya:

1. Grup Lippo, dengan proyek Pluit Village, Pejaten Village, Kemang Village, dan St. Moritz.

St Moritz Lippo Karawaci

2. Grup Agung Podomoro, dengan proyek Senayan City, Kuningan City, Central Park, Blok M Square, Lindeteves TC, Emporium Pluit, Season City, Thamrin City, Green Bay Pluit, Kalibata City, serta Festival City Link.

Central Park Mal di Jalan S Parman, Jakarta Barat

3. Duta Pertiwi, Sinarmas Group dengan sejumlah proyek yang selalu identik dengan brand ITC.

ITC Roxy Mas (Proyek Duta Pertiwi)

Segera Nikah Lagi di Usia 77 Tahun, Anwar Fuady: Saya Enggak Ada yang Urus

Sementara itu, Anton mengakui, para pemain besar lain seperti PT Summarecon Agung Tbk, PT Bakrieland Development Tbk, Grup Ciputra, dan Grup Pakuwon juga masuk pengembang mal di Jakarta. Namun, proyek mereka tidak sebanyak tiga pengembang lainnya.

"Misalnya, Summarecon hanya membangun Mal Kelapa Gading dan La Piazza, sisanya di Serpong. Bakrie dengan proyek Rasuna Epicentrum dan Pasar Festival. Ciputra dengan Mal Ciputra dan proyek Ciputra World. Begitu pula Pakuwon, yang hanya membangun proyek Blok M Plaza. Dia lebih banyak di Surabaya," tambah Anton. (art)

Terpopuler: Polisi Gerebek Pameran Otomotif, Pesan Mobil Sport Listrik Rp1,1 Miliar
Kim Ji Won dan Kim Soo Hyun dalam drama Queen of Tears

Drama Queen Of Tears Cetak Sejarah dengan Rating Tertinggi Mencapai 24,8 Persen

Episode penutup Queen of Tears mencatat rating rata-rata nasional sebesar 24,850 persen. Angka ini menyalip rekor sebelumnya yang dipegang oleh Crash Landing on You.

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024