Giliran Petani Tebu Demo Banjir Gula Impor

Petani tebu.
Sumber :
  • ANTARA/Arief Priyono

VIVAnews - Setelah petani kentang dan rotan berhasil meminta pemerintah menyetop kran impor, kini giliran petani tebu unjuk bicara. Sekitar seribuan petani tebu yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menggelar unjuk rasa di depan kantor Kementerian Perdagangan, Jalan Ridwan Rais, Jakarta, Rabu 14 November 2011.

Dalam orasinya, mereka menuntut pemerintah menindak tegas kepada pelaku perembesan gula rafinasi di pasar umum yang menyebabkan harga gula jatuh. Rencananya, demo akan diteruskan di Istana Negara, dan Kementerian Perindustrian.

Wakil Sekertaris Jenderal APTRI Nur Khabsyin mengatakan, ada beberapa perusahaan tidak mematuhi aturan perundang-undangan yang melarang gula rafinasi dijual untuk keperluan di luar industri makanan dan minuman.

“Berdasarkan temuan kami di berbagai daerah di Indonesia gula rafinasi produk PT Makassar Tene dengan merek Bola Manis telah beredar luas di pasar umum," katanya. "Bahkan, kami berani memastikan gula rafinasi telah mendominasi 90 persen pasar gula di Indonesia Timur.”

Sebagai contoh Khabsyin menyebutkan, di Bali gula rafinasi ini mudah ditemukan di beberapa kabupaten seperti Denpasar, Tabanan, Klungkung, dan sebagainya. Sementara di NTB peredaran gula rafinasi juga banyak beredar. "Sedangkan di Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Pulau Kalimantan, juga menunjukkan data yang kurang lebih sama," katanya.

Berdasarkan fakta itu, APTRI meminta pemerintah segera menindak tegas kepada perusahaan yang menyelewengkan izin impor gula mentah. Jika tidak, nasib para petani tebu di Indonesia akan kian merana karena produksi mereka tidak bisa diserap pasar.  “Perembesan gula rafinasi itu juga berdampak pada rusaknya tata niaga gula secara keseluruhan,” tegas Nur Khabsyin.

Tolak Impor

Dalam aksi itu, massa APTRI juga meminta pemerintah membatalkan rencana impor gula sebanyak 500 ribu ton pada 2012. Penolakan para petani ini disebabkan karena banyak regulasi yang berlaku saat ini dinilai masih tidak memihak kepentingan petani. Bahkan, Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen, menuding bahwa SK Menteri Perdagangan No. 111 tahun 2009 merupakan biang kerok maraknya gula rafinasi.

Apalagi berdasarkan data APTRI, jumlah produksi gula saat ini mencapai 2,150 juta ton. Jika ditambah dengan gula selundupan, jumlah gula mencapai 3,495 juta ton. Sementara kebutuhan riil hanya 2,7 juta ton. “Jadi rencana impor tidak realistis, karena tidak melihat jumlah gula secara riil,” katanya.

Soemitro mengatakan pihaknya berharap pemerintah tidak mengeluarkan izin pabrik gula baru lagi. Ia juga mendesak pemerintah segera mengumumkan hasil audit gula yang sudah dilakukan pemerintah. Hasil audit tersebut diperlukan untuk memastikan perusahaan yang terbukti melakukan pelanggaran distribusi dan pemasaran.

Demonstrasi yang menggunakan enam bus besar itu diterima oleh Kepala Pusat Humas Kementerian Perdagangan Frank Kandou dan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. (eh)

Orangtua Anak yang Tabrakkan Mobil di Mall Jadi Konsumen Chery
Bendera Arab Saudi.

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat

Arab Saudi kemungkinan akan memiliki perwakilan kontestan Miss Universe pertamanya tahun ini. Kandidat lagi diseleksi ketat.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024