VIVAnews – Akbar Tandjung, mantan Ketua Umum Partai Golongan Karya, mengatakan tidak setuju bila jatah calon presiden otomatis diberikan kepada Ketua Umum Partai Golkar.
“Kalla (Ketua Umum Golkar) juga tidak bisa otomatis maju ke pemilihan presiden,” kata Akbar dalam Dialog Kenegaraan bertema "Menguji Kesungguhan Capres-Cawapres 2009" di DPD, gedung Parlemen, Senayan, Rabu 4 Pebruari 2009.
Ketua partai, kata Akbar, idealnya menempatkan posisinya untuk kepentingan partai, bukan pribadi. Menurut Akbar, mekanisme itu yang dilakukannya ketika masih menjadi ketua Golkar. Itu sebabnya pula Akbar terdepak dari bursa konvensi partai.
Serikat Pekerja Sebut Banyak Dosen Digaji di Bawah UMR
Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengungkapkan, berdasarkan hasil risetnya masih banyak dosen dan tenaga pendidikan (tendik) yang dibayar dibawah Upah Minimum Regional (UMR).
VIVA.co.id
2 Mei 2024
Baca Juga :