- REUTERS/Juan Medina
VIVAnews - Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, menilai dipangkasnya rating dana bailout European Financial Stability Facility (EFSF) menunjukan kondisi Eropa semakin memburuk. Hal ini akan membuat Eropa semakin sulit untuk mencari dana talangan penyelamatan sektor perbankan.
"Diharapkan kalau EFSF menerbitkan bonds berarti underlying-nya (penjaminan) adalah kemampuan membayar anggotanya. Sekarang kan kemampuan membayarnya memburuk," ujar Destry di Jakarta, Selasa 17 Januari 2012.
EFSF, lanjut dia, akan menerbitkan obligasi yang dananya digunakan untuk membailout beberapa bank Eropa. Obligasi itu menggunakan penjaminan yang berasal dari kemampuan membayar negara anggotanya, yang berasal dari negara zona euro.
"Setelah rating Prancis turun. dia sendiri mengalami kesulitan keuangan. Lalu yang menjadi pertanyaan kalau EFSF mau menerbitkan obligasi bagaimana dia bisa membayarnya," tuturnya.
Seperti diketahui lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan rating mata uang bailout European Financial Stability Facility (EFSF) satu tingkat menjadi AA+. Penurunan itu tiga hari setelah S&P menurunkan rating 9 negara euro seperti Prancis dan Austria.
Seperti yang dikutip Reuters, dalam pernyataannya S&P mengatakan keputusan ini tidak terelakkan, mengikuti pemangkasan rating Prancis dan Austria dimana dua negara itu juga menjadi penjamin EFSF.
EFSF didirikan oleh 17 pemerintah yang memiliki mata uang tunggal Eropa pada Mei 2012 dan sejauh ini telah digunakan untuk memberikan pinjaman darurat kepada Irlandia, Portugal. Hal ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk bailout kedua Yunani.
EFSF memiliki kapasitas pinjaman 440 miliar euro yang bergantung pada jaminan terutama negara-negara euro yang memiliki peringkat AAA. Saat ini tercatat hanya empat negara yaitu Jerman, Luksemburg, Finlandia, dan Belanda. (ren)