- corbis.com
VIVAnews - Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, sama seperti film-film remaja, buku, dan novel remaja akrab dengan sosok yang berstatus sosial tinggi dengan perilaku agresif dan kasar. Namun sayangnya, tak seperti tayangan film, buku dan novel remaja kerap luput dari perhatian.
Peneliti dari Brigham Young University yang dipimpin Sarah Coyne mengulas frekuensi serta penggambaran kata-kata tak pantas dalam 40 buku atau 13.884 halaman buku remaja terlaris.
Hasilnya, tiga puluh lima dari 40 buku, atau hampir sembilan dari 10 buku berisi satu kejadian agresif atau mengandung kata-kata kasar. Tokoh yang paling vulgar dalam novel remaja tersebut umumnya ditampilkan sebagai seorang yang kaya, menarik, dan populer.
“Dari sudut pandang pembelajaran sosial, ini benar-benar penting karena remaja cenderung suka meniru karakter-karakter yang digambarkan positif,” jelas Coyne, dikutip dari The Atlantic.
Ia pun menyarankan agar orangtua berbicara dengan terbuka kepada anak mereka tentang buku yang mereka baca. Pengetahuan mengenai buku bacaan anak harus menjadi perhatian orang tua.
Penelitian berjudul A Helluva Read: Profanity in Adolescent Literature tersebut diterbitkan dalam jurnal Mass Communication and Society.
Artikel wisata, kuliner, seks, serta kesehatan bisa Anda baca di tautan ini.
Anwar Usman Digantikan Guntur Hamzah saat Tangani Sengketa Pileg PSI
Hakim Konstitusi Anwar Usman, digantikan posisinya oleh Guntur Hamzah, dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) atau sengketa Pileg 2024, terkait dengan PSI.
