VIVAnews – Kesiapan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi presiden, diharapkan tidak mengganggu kerjasama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pemerintahan hingga akhir masa jabatan.
“Kalau bisa justru makin memesrakan mereka dengan menunjukkan kepada rakyat. Walau akan bersaing di pemilu, mereka tetap bersatu,” kata Syamsul Maarif, Ketua Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), organisasi sayap pendiri Partai Golkar, di Jakarta, Jumat 20 Februari 2009.
Organisasi ini merupakan pendukung setia Sultan Hemengkubuwono X menjadi presiden.
Kesanggupan Kalla dinilai tidak merepresentasikan kemauan partai. Karena mekanisme penjaringan calon presiden partai beringin belum berubah, yaitu kandidat presiden ditetapkan setelah pemilihan legislatif.
Walau demikian, sikap Ketua Umum Partai Golkar ini dinilai dapat menimbulkan pengaruh di tubuh partai beringin. Dampaknya antara lain calon legislatif pendukung partai lainnya antusias memenangkan Golkar di pemilu legislatif.
Kesiapan menjadi presiden yang disampaikan Kalla di Istana Wakil Presiden siang tadi, sebenarnya bukan peristiwa baru Partai Golkar. Sultan, Yuddy Chrisnandi, dan Marwah Daud. Mereka semua jauh-jauh hari mengatakan siap maju. Fadel Muhammad juga mengatakan siap, walau kemudian dia tarik kembali pernyataan itu.