Terungkap, Cara Airbus Bujuk China Agar Mau Beli Lagi Pesawatnya

Para karyawan pabrik Airbus di Prancis
Sumber :
  • REUTERS/Jean-Philippe Arles/Files
VIVAnews
- China akhirnya kembali melanjutkan pembelian pesawat-pesawat baru buatan Airbus. Namun, keputusan ini tidak lepas dari upaya keras Airbus membujuk China, yang sempat memboikot pembelian lantaran kesal dengan aturan baru dari Uni Eropa soal pembatasan gas buang (emisi) pesawat terbang.


Bujukan Airbus kepada China itu terungkap dalam surat yang bocor ke kantor berita
Reuters
. Produsen pesawat asal Eropa itu tidak mau bisnis raksasa senilai US$11 miliar menguap begitu saja hanya karena Beijing "ngambek" dengan Uni Eropa.


Saat menerima kunjungan Presiden Prancis, Francois Hollande, ke Beijing April lalu, China mencabut sebagian embargo atas pembelian 45 unit pesawat A330 buatan Airbus. Untuk sementara ini China hanya akan membeli 18 unit saja.


Merujuk bocoran surat tersebut, kebijakan ini ternyata muncul setelah lobi-lobi dari Airbus, yang mendukung sikap China atas pembatasan emisi pesawat yang baru-baru ini dibuat Uni Eropa.


Surat itu ditulis Kepala Eksekutif Korporat (CEO) Airbus, Fabrice Bregier, kepada pejabat tinggi penerbangan sipil China, Li Jiaxiang. UE pun pada November tahun lalu akhirnya mengurungkan niat untuk memberlakukan aturan baru soal kontrol emisi pesawat, yang mengharuskan pihak maskapai membayar denda bila emisi pesawatnya, yang berada di bandara negara anggota Uni Eropa, melebihi batas yang ditentukan.   


"Melalui upaya kita bersama, kita telah berhasil memastikan bahwa maskapai-maskapai China diperlakukan secara tidak adil atas skema [UE] yang direncanakan sebelumnya," tulis Bregier kepada pejabat China. "Saya berharap kami di Airbus sudah mampu menunjukkan dukungan yang kuat bagi penerbangan China," lanjut Bregier. 


Airbus mengaku, gara-gara China memboikot pembelian pesawat mereka, sebanyak 2.000 pekerja berisiko kehilangan pekerjaan. Apalagi negara-negara Eropa, termasuk Prancis, masih berjuang untuk mengatasi krisis ekonomi.  "Sejak menjadi Presiden Airbus pada Juni [2012], saya sudah anggap isu ini sebagai prioritas utama perusahaan," tulis Bregier.


Dia menandatangani surat setebal dua halaman itu pada 16 November 2012, atau empat hari setelah UE menunda kebijakan soal emisi pesawat selama setahun. Setelah penundaan itu, Bregier lantas meminta China untuk kembali membeli 45 unit A330, yang dijual seharga US$230 juta per unit. 

 

Pihak Airbus menolak berkomentar atas surat yang bocor ke tangan media itu. Airbus hanya menyatakan menyambut baik keputusan UE, yang menunda pemberlakuan kebijakan baru soal kontrol emisi pesawat selama setahun. (eh)
Wuling Cloud EV Sudah Bisa Dipesan, Segini Harganya

VIVA Militer: Kopaska perlihatkan barang yang ditemukan

Malam Menegangkan di Laut Perbatasan Malaysia, Kopaska TNI Temukan Kristal Seharga 1,5 Miliar

Kopaska mengejar dan melepaskan tembakan.

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024