Gugatan Rp 1 Triliun

Perusahaan Sampoerna Jawab Tudingan Danamon

VIVAnews - PT Esa Kertas Nusantara, milik Keluarga Sampoerna mengelak tudingan pengacara Bank Danamon bahwa perusahaan kertas ini memiliki keahlian yang bisa memahami soal kontrak produk derivatif yang dijual bank tersebut.

"Bagian Keuangan Esa Kertas dibentuk untuk mendukung kegiatan usaha di bidang produksi kertas," ujar Direktur Keuangan Esa Kertas, Harijadi Martjiono di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2009.

Mengingat karakteristik transaksi perusahaan sederhana, maka bagian ini diperkuat dengan staf yang berjumlah tidak lebih dari 10 orang. "Esa Kertas juga tidak memiliki penasihat keuangan seperti tersirat dalam pernyataan kuasa hukum Danamon," katanya.

Kuasa hukum Bank Danamon, Ricardo Simanjuntak sebelumnya mengungkapkan bahwa Danamon sudah memiliki bukti-bukti bahwa transaksi produk derivatif dengan Esa Kertas sudah sesuai dengan kontrak yang diteken. Ia juga mengelak produk yang dijual Danamon merupakan produk spekulatif.

Menurut Ricardo, sebagai perusahaan milik pengusaha keluarga ternama, seharusnya Esa Kertas memiliki orang-orang yang ahli di bidang keuangan. "Mereka seharusnya punya penasehat-penasehat di bidang keuangan," kata Ricardo.

Namun, Harijadi membantahnya. "Produk derivatif yang ditawarkan Danamon lebih bersifat spekulatif dibanding bersifat lindung nilai," katanya. 

Dia menekankan sebagai perusahaan yang hampir seluruh pendapatannya berdenominasi dolar, Esa Kertas memerlukan perlindungan dari fluktuasi dolar terhadap rupiah.

Kenyataan bahwa kerugian besar yang ditanggung oleh Esa Kertas dari transaksi yang semula diklaim sebagai lindung nilai menunjukkan secara jelas bahwa transaksi ini tidak didasarkan pada kebutuhan dan profil Esa Kertas.

"Jadi, produk ini melanggar prinsip mengenal nasabah seperti diwajibkan oleh Bank Indonesia," katanya. Karena itu, BI mengeluarkan ketentuan yang melarang transaksi valas terhadap rupiah yang berkaitan dengan structured product yang dikeluarkan bank secara langsung atau sebagai agen.

Gubernur BI Ungkap Tujuan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030

Esa Kertas adalah sebuah perusahaan kertas milik Soenaryo Sampoerna, keluarga mantan raja rokok nasional. Perusahaan ini resmi berdiri 2004 dan saat ini memiliki 1200 karyawan.

Namun, transaksi derivatif telah merugikan Esa Kertas. Bukan cuma rugi material, tetapi juga rugi imaterial karena macetnya pembayaran letter of credit Esa Kertas membuat citranya buruk di bank lain. Karena itu, Esa Kertas menggugat Danamon Rp 1 triliun.

Penampilan Terbaru Justin Bieber dengan Jenggot, Bikin Penggemar Kaget!
Bandara Dubai Internasional

Dubai Mulai Dirikan Terminal Bandara Terbesar di Dunia

Sheikh Mohammed beberkan, bandara itu akan lima kali lebih besar dibanding Bandara Internasional Dubai saat ini, yang merupakan salah satu pusat bandara tersibuk di dunia

img_title
VIVA.co.id
29 April 2024