Cara Pemerintah Bendung Efek Negatif Kebijakan Ekonomi AS

kunjungan wakil menteri keuangan Mahendra Siregar
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Pemerintah siap untuk meredam gejolak dolar AS dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat melemah, akibat kekhawatiran Amerika Serikat yang akan menghentikan kebijakan pelonggaran kuantitatif (
quantitative easing
/QE).


Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar, Jumat 14 Juni 2013, menyatakan, kebijakan bank sentral AS, The Fed, memberikan sentimen negatif di pasar keuangan Indonesia beberapa hari terakhir. Investor mengeluarkan arus modal dari Indonesia yang menyebabkan rupiah melemah terhadap dolar AS.

Jokowi Teken UU Daerah Khusus Jakarta

"Kami sudah mewaspadai bahwa suatu saat QE ini akan dihentikan, sehingga ada arus modal asing keluar beberapa waktu lalu," ujar Mahendra di Kementerian Keuangan.
Drama Queen Of Tears Cetak Sejarah dengan Rating Tertinggi Mencapai 24,8 Persen


Sudaryono dan Hendi Bersaing Ketat dalam Survei LKPI untuk Pilgub Jateng
Indonesia melalui Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) langsung siap membendung dampak dari gejolak ekonomi di dunia. FKSSK tersebut beranggotakan otoritas keuangan yang ada di Indonesia, yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Optimisme pemerintah juga didukung oleh hampir rampungnya pembahasan RAPBN-P 2013 yang saat ini sedang berlangsung di DPR. APBN-P, dia melanjutkan, membuat pemerintah lebih fleksibel dalam menjaga ketahanan fiskal, khususnya dalam meredam dampak krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.


Penghentian QE, dia menambahkan, wajar dilakukan oleh pemerintah AS. Sebab, dapat menjadi obat penawar krisis ekonomi yang digunakan negara Paman Sam tersebut. "Pertumbuhan ekonomi Amerika itu tumbuh kembali, itu lebih baik. Jadi, kita menyambut baik, posisi kita jelas mengharapkan hal tersebut," ujarnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya