Kerja Malam, Waspadai Risiko Kanker Payudara

bersantai di meja kerja
Sumber :
VIVAlife - Bagi Anda yang sering bekerja malam hari, sebaiknya mulai mempertimbangkan risiko kesehatan. Penelitian terbaru mengungkap bahwa wanita berprofesi sebagai perawat, dokter, pramugari, resepsionis, dan pelayan yang bekerja malam memiliki risiko mengidap kanker payudara dua kali lipat. 
Tuntutan Buruh dalam Aksi May Day, Cabut UU Cipta Kerja hingga Tolak Upah Murah

Penelitian ini dikalukan oleh tim ahli dari Kanada pada 1.134 wanita penderita kanker payudara. Mereka membandingkannya dengan 1.179 orang yang belum pernah didiagnosis kanker.
International Golo Mori Jazz 2024 Siap Digelar, Sedapnya Nikmati Musik Ditemani Pemandangan Indah

Hasil dari penelitian yang juga dipublikasikan di British Medical Journal, menunjukkan bahwa wanita kerap bekerja malam hari selama kurang dari 30 tahun, tidak terlalu berisiko terkena kanker payudara.
Jakarta Running Festival 2024 Segera Dimulai

Sementara mereka yang sudah lebih dari 30 tahun bekerja pada malam hari, memiliki risiko dua kali lebih besar menderita kanker payudara. Risiko ini diperoleh dari paparan cahaya lampu yang digunakan sebagai penerangan malam hari.

Cahaya lampu disebut mengandung bahan kimia, yang memicu pertumbuhan kanker karena mengganggu siklus tidur alami tubuh dan irama hormon. Cahaya buatan tersebut, menekan produksi melatonin pencegah kanker. 

Dr Kristan Aronson dari Universitas Queen, Kingston Ontario mengatakan: "Shift malam pada beberapa pekerjaan memang diperlukan. Tetapi harus ada pemahaman tertentu bahwa pola shift dapat memicu kanker payudara. Untuk itu diperlukan pengembangan kebijakan kerja yang lebih sehat," ujarnya seperti dikutip Daily Mail.  

Salah satu negara yang telah memasukkan kanker payudara bagi pekerja shift malam sebagi kecelakaan industri adalah Denmark. Pada tahun 2009, sekitar 37 wanita yang menderita kanker payudara dan bekerja pada malam hari, mendapat kompensasi dari pemerintah.




Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya