Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAlife
- Nama besar band Slank serta perjalanan karirnya yang memasuki usia 30 tahun menarik untuk diikuti, menjadi salah satu alasan rumah produksi Starvision membuat film mengenai perjuangan Slank menjadi band legendaris di Indonesia.
Menurut pemilik Starvision, Chand Parwez cerita yang diangkat berdasarkan kisah nyata para member Slank ini tak hanya bercerita soal musik, namun juga masuk ke wilayah pribadi mereka.
"D sini akan masuk ke wilayah pribadi yang bisa menjadi pengetahuan tersendri. Ini
base on true story
. Ini bukan produksi Starvision sendiri tapi juga sama Slank jadi terasa nyaman," ujarnya saat jumpa pers di markas Slank, Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Bimbim menambahkan, film ini memang diproduksi dalam rangka peringatan 30 tahun Slank berkarya di dunia musik Indonesia. Dan ia sangat senang karena Fajar Bustomi yang didaulat sebagai sutradara juga merupakan Slankers sejak 15 tahun lalu.
"Film ini buat selebrasi 30 tahun Slank. Kenapa Fajar karena dia harus tahu Slank. Kita
enjoy sih,
Rabu mulai syuting. Kita sudah sensor sebelum disensor badan sensor," ungkapnya.
Memproduksi film tentang perjalanan Slank pada periode 1997 sampai saat ini tidaklah mudah. Sang penulis skenario butuh dua tahun untuk menyempurnakan skrip bersama Fajar yang setiap hari rajin mengunjungi Potlot dua tahun terakhir.
satu-satu antara sutradara penulis dengan saya. Ini
real story
yang kita
lewatin
sebelumnya, ini dari tahun 97 karena setengah perjalanan Slank dan drama yang menarik untuk diangkat," kata Kaka. (eh)
Halaman Selanjutnya
satu-satu antara sutradara penulis dengan saya. Ini