Studi: Manusia Ternak Sapi di China Sejak 10.000 Tahun Lalu

Sapi warna-warni meriahkan pameran Mark Evans
Sumber :
  • REUTERS/ Luke MacGregor
VIVAnews -
Sekelompok peneliti menemukan bukti fosil yang menjelaskan bahwa peternakan sapi di China telah dimulai sejak 10.000 tahun yang lalu.


Penelitian itu dipimpin oleh Profesor Michi Hofreiter dari Departemen Biologi dari University of York dan Profesor Hucai Zhang dari Yunnan Normal University, yang dirilis di jurnal Nature Communications, 8 November 2013, dilansir
Examiner,
hari ini.

Sri Mulyani: Ekonomi Global Diperkirakan Stagnan

Hal itu disimpulkan setelah para peneliti menemukan fosil rahang bawah dari spesimen ternak sapi tua saat melakukan penggalian di wilayah Timur Laut China. Setelah diamati, spesimen itu diperkirakan berusia 10.660 tahun.
Target Nilai Proyek Dinaikkan 2024, Mitrarumah Perkuat Pemasaran Produk di Jabodetabek


Menemukan Identitas Aroma, Cerminan Kepribadian dalam Pilihan Parfum
Adanya pola gigi molar yang aus menunjukkan bahwa manusia turut terlibat dalam pemberian makan hewan ternak itu. Uji DNA pun mengindikasikan bahwa spesies sapi tua itu tidak punya hubungan sama sekali dengan hewan ternak yang menyebar di Timur Dekat dan Asia Selatan.

Sebelumnya, sejumlah ahli paleontologi menemukan bahwa manusia memulai ternak sapi tanpa punuk (Taurine) di wilayah Timur Dekat sejak 10.000 tahun yang lalu, dan masyarakat di Asia mulai menggembala sapi berpunuk (Zebu) 2.000 tahun setelahnya.


Namun, temuan fosil ini menunjukkan bahwa penggembalaan sapi juga dipelihara manusia di China pada rentang waktu yang relatif sama. Anehnya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kedua budaya sempat berhubungan dalam lingkup peternakan hewan sapi. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya