Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Lagi-lagi rupiah kembali loyo. Dengan kondisi seperti ini, para pengusaha mengeluhkan dampak pelemahan rupiah.
"Pelemahan rupiah tentu membawa akibat apalagi di dunia usaha. Kebanyakan struktur loan (pinjaman) dalam bentuk dolar AS," kata Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Kadin (Kadin), Chris Kanter, di sela-sela acara "Sosialisasi Fitur IRIS (Industry Resiliance Information System)" di Menara Kadin, Jakarta, Jumat, 29 November 2013.
Chris menjelaskan bahwa penyebab rupiah melemah dan faktor defisit neraca berjalan (
current deficit account
). Selain itu, kabar pengurangan stimulus (
tapering off
) yang dilakukan oleh Bank Sentral Paman Sam, Federal Reserve alias The Fed.
. Istilahnya tidak ada
assessment
yang menghitung berapa itu ditarik. Kalau dananya ditarik, itu pasti. Semua pihak menghitung itu bakal membuat dolar menguat," kata dia.
Untungnya, pihak Bank Indonesia (BI) cepat tanggap dengan menaikkan suku bunga BI (BI
rate
), yaitu dari 7,25 persen menjadi 7,5 persen. Tetapi, ini dirasa belum cukup. Kebijakan moneter yang diambil bank sentral ini bersifat sementara.
"Kalau tanpa penanganan fiskal, ya, itu mengakibatkan perekonomian melemah. Sekarang efeknya sudah terasa. Angka pengangguran naik. Lalu, timbul masalah buruh, yaitu kenaikan upah minimum provinsi (UMP). Ya,
double effect
, lah," kata dia. (umi)
Halaman Selanjutnya
. Istilahnya tidak ada