PPP: Naif, Dana Saksi Disebut Rawan Korupsi

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali
Sumber :
  • VIVAnews/Syahrul Ansyari
VIVAnews -
Partai Persatuan Pembangunan mendukung rencana Pemerintah membiayai saksi pemilu. Bagi PPP, dana saksi ini merupakan bentuk itikad baik dari pemerintah dan Bawaslu dalam rangka peningkatan transparansi dan kualitas pemilu.


"Dengan demikian, Pemilu 2014 lebih bersih, terlepas dari kekurangan," kata Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di Bandung, Jawa Barat, Jumat 7 Februari 2014.


Pada Pemilu 2009 setidaknya ada 570 sengketa. Padahal salah satu ukuran keberhasilan proses demokrasi ditentukan seberapa banyak sengketa. "Artinya 570 kursi yang dipersengketakan. Dengan adanya dana saksi bagi PPP, langkah tepat," ujarnya.
Jokowi Minta PM Singapura Dukung Pembangunan Pembangkit Listrik di IKN Nusantara


Terkuak! SYL Juga Modalin Cucunya Sunatan Pakai Duit Korupsi di Kementan
Menteri Agama itu menilai terlalu naif apabila dana saksi disebut dana yang rawan dikorupsi. Sebab, penggunaannya cukup mudah. Sebagai penanggung jawab, Bawaslu tinggal mendistribusikan uang Rp1,2 juta ke 12 saksi di setiap tempat pemungutan suara (TPS).

1500 Orang Bakal Nobar Timnas Indonesia Vs Uzbekistan di Lapangan Banteng, Polisi Lakukan Ini

"Pembayaran ditentukan kehadiran saksi dengan dibuktikan tanda tangan di berita acara penghitungan suara," ujarnya.


Suryadharma juga tidak sependapat jika dana saksi dikatakan untuk partai politik. Dia menegaskan, anggaran senilai Rp700 miliar itu bukan untuk partai, melainkan penyelenggara pemilu dan kepentingan bangsa Indonesia.


"Pemerintah juga bisa memperhatikan pandangan-pandangan lain yang memberi persetujuan pada dana saksi itu," tuturnya.


Seandainya pun tidak jadi, mantan Ketua Umum PB PMII itu mengatakan  partainya tidak merasa kehilangan. "Bukan kehilangan, kalau kehilangan sesuatu yang sudah dimiliki lalu hilang." (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya