Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Khatib Am Syuriah PBNU, Malik Madani mengatakan Pemilihan Presiden 2014 menimbulkan perpecahan di antara umat selama beberapa bulan terakhir. Ini pelajaran penting yang tidak boleh terulang dalam pemilihan presiden kedepan.
"Pemilu kali ini banyak sekali keluar fatwa dukungan. Kiai A keluarin fatwa pilih calon yang satu haram. Kiai lain bilang berbeda," kata Malik di kantor PBNU, Jakarta, Rabu 23 Juli 2014.
Ia menyayangkan, banyaknya fatwa yang dikeluarkan para kiai justru membingungkan umat. Ini yang kemudian menciptakan perpecahan di antara umat selama pemilihan presiden.
"Dari pilpres ada pelajaran yang harus diperhatikan ulama dan kiai di seluruh Indonesia. Jangan gampang keluarkan fatwa haram atau halal mendukung salah satu calon pemimpin," tegasnya.
Baca Juga :
Diburu Hingga Sulawesi, Tiket Konser Sheila On 7 'Tunggu Aku Di Pekanbaru' Habis Terjual
Ia menambahkan, para ulama dan Kiai terjebak oleh arus informasi yang tidak jelas. Mereka terjebak kampanye hitam untuk melandasi fatwa yang mereka keluarkan
"Ulama itu ada kewajiban tabayyun atau klarifikasi setiap menerima informasi. Apalagi kampanye hitam. Jangan malah disebarluaskan dan dijadikan fatwa. Silakan mendukung asal jangan atas nama fatwa," tuturnya.
Ketua PBNU Said Aqil Siradj menambahkan pilpres sudah selesai. Ia meminta semua masyarakat untuk kembali bersatu.
"Semua usai. Sudah cukup. Sekarang mari kita kembali bersatu membangun Indonesia," ucapnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Semua usai. Sudah cukup. Sekarang mari kita kembali bersatu membangun Indonesia," ucapnya.