Sumber :
- independent.co.uk
VIVAnews
- Salju di laut es Kutub Utara bagian barat kian menipis. Penipisannya mencapai sepertiga kali dibanding ukuran 60 tahun lalu. Bahkan di sebagian area, penipisannya mencapai setengah kali lipat.
Temuan ini merupakan hasil dari penelitian selama puluhan tahun. Para peneliti menemukan bahwa salju mengalami penipisan dari 14 inci menjadi 9 inci. Atau dari 36 sentimeter ke 23 centimeter, di wilayah barat.
Data itu dikumpulkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat , NASA, bekerja sama dengan University of Washington. Mereka menggunakan pelampung es, pesawat penyurvei, dan data historis gumpalan es yang dimiliki oleh ilmuwan Soviet di akhir 1950-an.
"Salju mirip dengan perisai yang bisa menyekat es di lautan. Dalam studi ini kami menggunakan ribuan pengukuran kedalaman es di laut untuk kemudian divalidasi dengan pesawat observasi NASA," kata Son Nghiem dari lab Jet Propulsion NASA.
Nghiem yakin, penipisan salju ini akan menyebabkan hujan salju yang cukup hebat tahun ini, tepatnya pada September dan Oktober. Penipisan salju ini juga diartikan ketebalan laut es akan mulai berkurang karena tidak lagi terlindungi.
"Laut es di Kutub Utara saat ini naik dan salju yang melindungi es-es tersebut semakin menipis. Dulunya salju berfungsi sebagai perisai yang kuat untuk melindungi es agar ketebalannya tak berkurang. Kini salju itu hanya berfungsi sebagai kain penutup. Es-es itu bisa meleleh lebih awal," kata Nghiem.
Studi ini didukung oleh National Science Foundation (NSF) dan telah dipublikasikan di
Journal Nature.
(ita)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Data itu dikumpulkan oleh Badan Antariksa Amerika Serikat , NASA, bekerja sama dengan University of Washington. Mereka menggunakan pelampung es, pesawat penyurvei, dan data historis gumpalan es yang dimiliki oleh ilmuwan Soviet di akhir 1950-an.