Sumber :
- Daru Waskita/VIVAnews
VIVAnews
- Bank Dunia mengingatkan, penghematan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jika direalisasikan, harus difokuskan untuk program penanggulangan kemiskinan dan hal yang produktif.
Karena, kebijakan itu berkontribusi terhadap permasalahan kemiskinan di Indonesia.
Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Vivi Alatas, di Jakarta, Selasa 23 September 2014 mengungkapkan, pengalaman kenaikan premium tahun lalu dari Rp4.500 menjadi Rp6.500 per liter, kemiskinan meningkat 1 persen.
"Tapi, begitu ada kompensasi itu bisa mengatasi kemungkinan kemiskinan yang ada," ujarnya.
Kompensasi kenaikan harga BBM subsidi, menurut dia, penting untuk dialokasikan. Namun, belajar dari pengalaman, kompensasi tidak hanya harus difokuskan untuk jangka pendek, pemerintah harus memikirkan dampak lanjutan kebijakan itu.
"Yang paling utama bagaimana
saving
digunakan untuk hal-hal yang penting, misalnya ada masalah infrastruktur, pendidikan, dan pelayanan publik," tambah dia.
Tim transisi pemerintahan baru pun terus mengkaji opsi-opsi penerapan kebijakan tersebut nantinya. (art)
Halaman Selanjutnya