Sumber :
- VIVAlife/Fajar Sodiq
VIVAlife
- Tak bisa dipungkiri bahwa eksistensi radio dalam perkembangan media elektronik hingga kini masih dibutuhkan. Sayangnya, gempuran teknologi broadcast yang massif membuat keberadaan radio perlahan terlupakan. Radio yang dulunya mengambil peranan penting di era kemerdekaan, tergantikan media dengan banyak platform.
Meski demikian, tetap menjadi aktivitas menarik, untuk kembali bernostalgia melihat radio-radio antik. Seperti yang terlihat dalam pameran radio jadul bertajuk Layang Swara, di Bentara Budaya, Balai Soedjatmoko, Solo. Puluhan radio masa lampai zaman Hindia Belanda terpampang rapi di sana.
Eksebisi ini melibatkan kelompok audio Yogyakarta Padmaditya, dan beberapa kolektor radio dari Magelang, Semarang, dan Yogyakarta. "Pameran radio jadul dengan tema Layang Swara ini, merupakan yang kedua setelah 15 tahun kita buat. Tema Layang Swara, berarti bunyi berita yang selalu hadir dalam siaran radio, " ujar Hermanu, saat ditemui Rabu, 24 September 2014.
Diakuinya, banyak cerita di balik setiap siaran radio. Misalnya, kisah bagaimana radio menyebarkan semangat perjuangan dari pidato Bung Tomo. Selain itu, ada pula pidato Bung Karno di hari kemerdekaan. "Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan betapa penting keberadaan radio pada zaman revolusi," tutup kolektor itu.
Lihat foto-fotonya di
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Diakuinya, banyak cerita di balik setiap siaran radio. Misalnya, kisah bagaimana radio menyebarkan semangat perjuangan dari pidato Bung Tomo. Selain itu, ada pula pidato Bung Karno di hari kemerdekaan. "Melalui pameran ini, kami ingin menunjukkan betapa penting keberadaan radio pada zaman revolusi," tutup kolektor itu.