Sumber :
- facebook.com/ZMorph3D
VIVAnews
- Saat ini printer tidak hanya untuk selembar kertas namun bisa membentuk produk secara tiga dimensi atau 3D berkat dari inovasi teknologi. Sayangnya, meski pasarnya sedang berkembang, perusahaan cetak belum mau masuk ke bisnis tersebut.
Astragraphia Xprins Indonesia (AXI), selaku perusahaan jasa cetak dan dokumentasi, menilai printer 3D masih belum mempunyai nilai pasar yang menguntungkan di Indonesia.
"Karena (printer 3D) lebih ke media untuk promosi suatu produk saja. Jadi, kami tidak masuk ke sana," ungkap Presiden Direktur AXI, Sahat M. Sihombing kepada
VIVAnews
di kantornya, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu 15 Oktober 2014.
Meskipun ada permintaan tinggi dari pasar, Sahat mengungkapkan bahwa AXI tidak membangun sektor tersebut.
Sahat menjelaskan, saat ini AXI mempunyai fokus mengedepankan peranannya sebagai penyedia solusi layanan alih daya pencetakan dokumen terbesar di Indonesia. Selain itu juga, dikatakan harapan AXI dapat menjadi yang terdepan dalam menyediakan segala kebutuhan perkantoran.
AXI berharap banyak kepada dua unit bisnisnya, yakni Xprins dan Layan Gerak untuk meningkatkan pendapatannya. Diketahui, di tahun 2014 ini, AXI berencana untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan mencapai 25 persen.
Printer 3D saat ini memang telah banyak digunakan. Fungsi alat itu untuk menciptakan sebuah benda dari lapisan-lapisan bahan plastik yang terbentuk menjadi sebuah benda padat. Dengan alat ini, siapa saja bisa mengkloning sesuatu secara nyata. Tinggal mengunduh desain produk, lalu mencetaknya di rumah. Praktis, mudah, dan murah.
Penjabat Gubernur Jawa Barat Blak-blakan Tak Minat Maju Pilkada 2024
Penjabat Gubernur Jawa Barat menegaskan tidak berminat untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar Tahun seiring munculnya dorongan dari beberapa pihak.
VIVA.co.id
3 Mei 2024
Baca Juga :