Menkeu Dukung Pengembangan Energi Alternatif

Menteri Keuangan
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews
- Menteri Keuangan, Bambang P. S. Brodjonegoro, mengisyaratkan kebijakan energi ke depan akan lebih mengedepankan optimalisasi energi alternatif.


Langkah ini bertujuan untuk menjamin terjaganya keberlanjutan energi (
sustainability energy
), lingkungan, dan anggaran.


"Tidak hanya akan berdampak positif terhadap lingkungan karena
zero emission
, energi alternatif juga akan mengurangi beban fiskal," kata Bambang, dalam acara 'Partnership for Solution Regional Workshop: Priorities and Pathway for Sustainable Energy and Deep Decarbonization in Indonesia' di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu 26 November 2014.


Kurangi beban subsidi


Tantangan ke depan, lanjut Bambang, adalah menjaga keberlanjutan anggaran untuk mencapai target pembangunan ekonomi seperti pengentasan kemiskinan.


Salah satu caranya adalah mengurangi beban subsidi untuk energi dengan menggunakan sumber alternatif seperti gas alam. "Harga gas alam lebih murah, tidak perlu subsidi seperti premium, sehingga tidak memberatkan fiskal," kata dia.


Bambang mengatakan, untuk mengurangi angka kemiskinan yang kini sekitar 11 persen, pemerintah memerlukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.


Untuk mencapai itu, investasi pemerintah di berbagai bidang infrastruktur harus dipacu dan ini membutuhkan dukungan fiskal yang kuat dan berkelanjutan.


"Tujuan itu bisa tercapai, jika anggaran subsidi energi untuk BBM (bahan bakar minyak) bisa terus dikurangi, antara lain dengan mendorong penggunaan energi alternatif seperti gas alam," kata mantan Wakil Menteri Keuangan itu.


Penggunaan gas alam, lanjut Bambang, tidak hanya menguntungkan dari sisi beban fiskal tapi juga mengguntungkan pihak lain seperti Pertamina. "Pertamina juga akan mendapat keuntungan," kata dia.


Di samping gas alam, pemerintah juga akan mendorong sumber energi alternatif lainnya seperti bio diesel.


Saat ini, penggunaan bio fuel dari CPO (
crude palm oil
Nasdem Bidik Ustaz Kondang Das'ad Latif untuk Diusung di Pilkada Makassar 2024
atau minyak sawit mentah) dalam bentuk bio diesel baru 10 persen dan di masa datang akan ditingkatkan.

Gunung Ruang Erupsi Lagi, BMKG Efektifkan Lima Stasiun Pendeteksi Tsunami

"Produsen CPO sebetulnya menginginkan penggunaan
Baru 6 Bulan Beroperasi, Markas Judi Online di Rumah Mewah Teluk Naga Raup Rp10 M
bio fuel dalam bio diesel bisa mencapai 20 persen sehingga pasar mereka bisa lebih besar," kata dia.

Senada dengan Bambang, President of Indonesian Counterpart for Energy and Environmental Studies (ICESS), Herman Darnel Ibrahim, mengatakan Indonesia memang membutuhkan optimalisasi penggunaan energi alternatif dengan mempertimbangkan technical cost yang murah seperti penggunaan gas.

Dalam memilih energi alternatif pilihannya harus berdasarkan
technical cost
yang lebih rendah dalam mengolah sumber energi menjadi energi. "Gas salah satu pilihan, karena Indonesia mempunyai cadangan yang besar," kata Herman.


Di samping itu, menurut dia, pemerintah juga perlu merangsang kreativitas masyarakat untuk menggunakan sumber energi alternatif skala kecil di masing-masing rumah tangga, terutama di pedesaan.


Sementara itu, Leader Council SDSN, Mari Elka Pangestu, mengatakan, melalui kegiatan Partnership for Solution Regional Workshop ini diharapkan  ada komitmen dari berbagai pihak.


Apa yang dikemukakan oleh Menteri Keuangan, menurut Mari, adalah hal yang bagus untuk mendorong penggunaan energi alternatif seperti gas dan biodiesel.


"Saran Menteri Keuangan sangat bagus, untuk mulai melakukan konversi bahan bakar ke CNG atau biodiesel  yang dimulai dari
public transportation
di kota-kota besar Indonesia dan berusaha mencari pengalaman dari negara-negara yang
expert
telah melakukan hal itu," kata dia.


Mantan menteri perdagangan itu mengharapkan selain Jakarta, kota-kota besar di Indonesia bisa mulai menerapkan pola pembangunan yang berkelanjutan untuk trasnportasi massal dengan mengalihkan penggunaan BBM ke CNG, atau biodiesel. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya