Sumber :
- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews
- Kejatuhan harga minyak dunia membuat perusahaan perminyakan kelimpungan. Tak sedikit yang memotong belanja modal atau pun belanja operasionalnya.
Petroliam Nasional Bhd (Petronas), perusahaan minyak milik negara Malaysia berencana memotong biaya operasional (
operating expenditure/opex) 2015 sebesar 25 hingga 30 persen.
Informasi itu dikabarkan sebuah sumber dari kalangan eksekutif perusahaan kepada media Malaysia, The Star, Kamis 8 Januari 2015.
Saat harga minyak mentah Brent jatuh ke level US$70 per barel akhir November tahun lalu, Petronas mengatakan akan memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 15 persen tahun ini.
Dengan harga minyak mentah dunia saat ini (sekitar US$50 per barel), Petronas tidak saja mengurangi capex, tetapi juga opex yang meliputi gaji karyawan.
"Rendahnya harga minyak akan mengurangi arus kas pada 2015, utamanya kegiatan eksplorasi dan produksi," ujar sebuah laporan dari Moody Investors Service.
Raksasa perusahaan minyak seperti British Petroleum (BP) juga akan memotong ribuan pekerjaan yang menelan biaya US$1 miliar.
Baca juga:
Baca Juga :
Setelah jadi Kader Gerindra, Bobby Nasution Ambil Formulir Bacalon Gubernur Sumut ke 6 Parpol
Informasi itu dikabarkan sebuah sumber dari kalangan eksekutif perusahaan kepada media Malaysia, The Star, Kamis 8 Januari 2015.
Saat harga minyak mentah Brent jatuh ke level US$70 per barel akhir November tahun lalu, Petronas mengatakan akan memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) hingga 15 persen tahun ini.
Dengan harga minyak mentah dunia saat ini (sekitar US$50 per barel), Petronas tidak saja mengurangi capex, tetapi juga opex yang meliputi gaji karyawan.
"Rendahnya harga minyak akan mengurangi arus kas pada 2015, utamanya kegiatan eksplorasi dan produksi," ujar sebuah laporan dari Moody Investors Service.
Raksasa perusahaan minyak seperti British Petroleum (BP) juga akan memotong ribuan pekerjaan yang menelan biaya US$1 miliar.
Baca juga:
AS Tidak Ambil Bagian dalam Kecelakaan Helikopter Presiden Iran, Kata Menhan Lloyd Austin
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa dia tidak berpikir kematian presiden Iran akan menimbulkan dampak keamanan di Timur Tengah.
VIVA.co.id
21 Mei 2024
Baca Juga :