Sumber :
- REUTERS/Stringer
VIVA.co.id -
Murahnya harga robot industri di dunia menjadi keuntungan tersendiri bagi para manufaktur. Namun tidak demikian halnya dengan pekerja manusia yang otomatis lahan kerjanya akan direbut.
Mempekerjakan robot diprediksi akan lebih murah dan cepat ketimbang membayar pekerja manusia. Boston Consulting Group memprediksi, saat ini pekerja robot memiliki 10 persen efisiensi dan ke depannya akan meningkat menjadi 25 persen. Di saat itu, upah pekerja di seluruh dunia akan turun 16 persen.
Baca Juga :
Ilmuwan: Robot Sama Bahayanya dengan Nuklir
"Robot yang bisa melakukan tugas yang berulang-ulang memakan biaya sepersepuluh dibanding biaya pekerja 10 tahun lalu," ujar Sirkin.
Dipaparkannya, setidaknya tiga per empat robot instalasi diperkirakan akan terkonsentrasi di empat area tertentu, yakni transportasi, industri otomotif, produk elektronik dan komputer, serta permesinan dan listrik.
"Adopsi robot akan sulit di industri makanan dan tekstil karena pengoperasiannya terlalu kompleks dan sulit untuk diotomatisasi," kata Sirkin.
Beberapa negara sudah mulai mengadopsi robot dan akan menjadi pengguna aktif. Di antaranya adalah Tiongkok, Amerika, Jepang, Jerman dan Korea Selatan yang total berkontribusi 80 persen dalam total pembelian robot saat ini.
"Upah pekerja saat ini semakin meningkat di negara Tiongkok, yang terkenal dengan
outsourcing
-nya. Mereka pun mulai meningkatkan penggunaan robot yang lebih fleksibel dan bisa mengerjakan banyak tugas," ujar CMO perusahaan robot Rethink Robotics, Jim Lawton.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dipaparkannya, setidaknya tiga per empat robot instalasi diperkirakan akan terkonsentrasi di empat area tertentu, yakni transportasi, industri otomotif, produk elektronik dan komputer, serta permesinan dan listrik.