Desainer Jepang Kagumi Kain Tradisional Indonesia

Desainer Jepang Steven Tach
Sumber :
  • VIVA.co.id/Tasya Paramitha

VIVA.co.id - Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 akan segera diselenggarakan pada Kamis besok, 26 Februari 2015. Banyak kejutan yang akan diberikan pada para penggemar mode Tanah Air, salah satunya ialah kehadiran perancang busana asal Jepang, Steven Tach, yang akan menampilkan mahakarya dari kain khas Indonesia. 

Ria Miranda Hadirkan Keindahan Pantai di IFW

Di bawah label internasionalnya, FashUnica yang ia bangun bersama partner asal Indonesia, Mulia Denny, Steven akan menampilkan 15 busana ready-to-wear yang seluruhnya dibuat menggunakan kain asal Nusantara mulai dari tenun hingga songket.

"Adanya kerjasama saya dan Steven ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengangkat karya seni berbahan tradisional Indonesia. Steven sebelumnya memang sudah sangat mengagumi kain-kain khas Indonesia," ujar Mulia Denny di acara konferensi pers yang digelar di Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa malam, 24 Februari 2015.

Koleksi Misterius Dian Pelangi di IFW 2016

Ini bukan pertama kalinya Steven unjuk koleksi di Indonesia. Sebelumnya dia pernah berpartisipasi di ajang IFW 2014 lalu, namun kali ini perancang busana yang dulunya kuliah jurusan desain interior itu, akan menampilkan rancangan yang beraroma Indonesia.

Menurut Mulia, busana-busana rancangan Steven yang bergaya easy-to-wear yang kasual, chic dan neat, ditujukan untuk para generasi muda. 

IFW 2016, Nunung dan Aming Jadi Model Dadakan

"Tentu dengan beberapa keberanian dan gaya seperti songket tenun dicampur dengan bahan kaus. Mungkin banyak perancang yang tidak berani melakukannya, tapi Steven berani mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya," tambah Mulia.

Sangat Menantang

Steven sendiri mengungkapkan bahwa banyak kesulitan yang ia hadapi dalam bekerja menggunakan kain tradisional Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa kain Indonesia sangat menantang.

Namun, sejak keikutsertaannya di IFW tahun lalu, dimana ia memadukan pakaian tradisional Jepang yakni kimono dan yukata dengan pakaian tradisional Jawa, Steven mulai mempelajari tentang budaya Indonesia dan kain-kain tradisional Nusantara.

"Sulit bekerja dengan bahan-bahan tradisional Indonesia, yang paling sulit adalah layout-nya. Begitu juga saat menempelkan manik-manik atau motif bahan yang harus dikombinasikan secara khusus supaya lebih bagus," jelas Steven saat ditemui di kesempatan yang sama.

Meski begitu, ia mengatakan dia diberi keleluasaan untuk bekerja menggunakan kain tradisional Nusantara sehingga ia tidak perlu mengikuti pakem. 

Keikutsertaan Steven sebagai perancang busana luar negeri di ajang IFW ini juga merupakan salah satu cara untuk memperkaya produk lokal dengan sentuhan, imajinasi, dan desain dari perancang internasional. Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan pengurus Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI), Sjamsidar Isa.

"Melalui FashUnica, Steven akan mengangkat kekayaan tradisional Indonesia yang jika sukses akan semakin diperhatikan perancang Internasional. Dunia fashion modern akan semakin diperkaya oleh aneka etnik, nuansa lokal yang kini belum semuanya tuntas tergali," ujar Isa. (ren)

 

Baca juga:

 

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya